Kemudian, Peru melakukan hari berkabung pada hari Rabu (11/1/2023), untuk menghormati mereka yang gugur.
Kantor Ombudsman Peru mengatakan 39 warga sipil tewas dalam bentrokan dengan polisi dan tujuh lainnya tewas dalam kecelakaan lalu lintas, serta petugas polisi yang tewas sejak protes dimulai.
Gelombang protes dimulai pada awal Desember 2022 setelah pemecatan mantan Presiden Pedro Castillo.
Pemecatan itu menyusul upaya Pedro Castillo yang ingin membubarkan kongres dan mencegah pemakzulannya sendiri.
Pendukung Pedro Castillo menuntut pemilihan segera dilanjutkan di daerah pedesaan terabaikan di Peru yang masih setia kepada Castillo.
Baca juga: Presiden Peru Pedro Castillo Dicopot dari Jabatannya karena Upaya Kudeta terhadap Konstitusi
Protes di Peru gagal diredam
Pengganti Pedro Castillo, Wakil Presiden Dina Boluarte yang kini menjadi Presiden, telah mendukung rencana pemilu presiden agar dipercepat.
Dina mendukung pemilu dimajukan tahun 2024, yang seharusnya tahun 2026.
Dia juga menyatakan dukungan penyelidikan yudisial untuk mengetahui apakah pasukan keamanan melakukan kekerasan terhadap demonstran.
Namun, tindakan Dina sejauh ini gagal memadamkan kerusuhan, seperti diberitakan NBC Philadelphia.
Kerusuhan ini sempat jeda saat liburan Natal dan Tahun Baru, kemudian berlanjur di beberapa daerah termiskin di Peru.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Pedro Castillo