TRIBUNNEWS.COM - Seorang petugas polisi yang sedang berpatroli diserang dan dibakar sampai mati oleh pengunjuk rasa di Kota Juliaca, Provinsi San Roman, wilayah Puno, Peru.
Jumlah korban tewas akibat demonstrasi ini meningkat menjadi 47 orang, kata pihak berwenang pada Selasa (10/1/2023).
Seorang polisi Peru bernama José Luis Soncco Quispe (29) sedang berpatroli dengan rekannya di Kota Juliaca pada Senin (9/1/2023) malam.
Mereka diserang oleh massa yang kemudian membakar kendaraan yang mereka kendarai.
José Luis Soncco Quispe meninggal dalam serangan itu dan rekannya, Ronald Villasante Toque, dalam kondisi terluka parah.
Ronald Villasante Toque mengatakan sekitar 350 demonstran menyerang mereka secara fisik.
Baca juga: 17 Orang Tewas dalam Bentrok di Peru, Demonstran Tuntut Bebaskan Pedro Castillo dari Penjara
Ia kemudian dibawa ke rumah sakit di Lima dengan beberapa luka di kepala setelah dipukuli.
Ia tidak menyadari apa yang terjadi pada José Luis Soncco Quispe.
Perdana Menteri Alberto Otárola mengonfirmasi kematian José Luis Soncco Quispe dalam sesi Kongres.
"Polisi tiba di tempat kejadian dan menemukan bahwa satu petugas telah dipukuli dan diikat, dan yang lainnya, Luis Soncco Quispe, sayangnya telah meninggal dunia," katanya, seperti diberitakan ABC News.
"Dia dibakar hidup-hidup di dalam mobil patrolinya."
Kematian petugas polisi itu terjadi setelah pembunuhan 17 orang pada Senin (10/1/2023) di Juliaca.
Baca juga: Perjalanan Krisis Politik Peru sejak Pencopotan Pedro Castillo, Sempat Umumkan Pembubaran Kongres
Hari berkabung di Peru
Otárola mengumumkan jam malam tiga hari dari jam 8 malam hari Senin (9/1/2023) sampai jam 4 pagi di Puno pada hari Selasa (10/1/2023).
Kemudian, Peru melakukan hari berkabung pada hari Rabu (11/1/2023), untuk menghormati mereka yang gugur.
Kantor Ombudsman Peru mengatakan 39 warga sipil tewas dalam bentrokan dengan polisi dan tujuh lainnya tewas dalam kecelakaan lalu lintas, serta petugas polisi yang tewas sejak protes dimulai.
Gelombang protes dimulai pada awal Desember 2022 setelah pemecatan mantan Presiden Pedro Castillo.
Pemecatan itu menyusul upaya Pedro Castillo yang ingin membubarkan kongres dan mencegah pemakzulannya sendiri.
Pendukung Pedro Castillo menuntut pemilihan segera dilanjutkan di daerah pedesaan terabaikan di Peru yang masih setia kepada Castillo.
Baca juga: Presiden Peru Pedro Castillo Dicopot dari Jabatannya karena Upaya Kudeta terhadap Konstitusi
Protes di Peru gagal diredam
Pengganti Pedro Castillo, Wakil Presiden Dina Boluarte yang kini menjadi Presiden, telah mendukung rencana pemilu presiden agar dipercepat.
Dina mendukung pemilu dimajukan tahun 2024, yang seharusnya tahun 2026.
Dia juga menyatakan dukungan penyelidikan yudisial untuk mengetahui apakah pasukan keamanan melakukan kekerasan terhadap demonstran.
Namun, tindakan Dina sejauh ini gagal memadamkan kerusuhan, seperti diberitakan NBC Philadelphia.
Kerusuhan ini sempat jeda saat liburan Natal dan Tahun Baru, kemudian berlanjur di beberapa daerah termiskin di Peru.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Pedro Castillo