Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Rencana ekspansi Tesla Inc di Shanghai China terpaksa diundur setelah kehadiran produsen supercar asal AS ini mendapat berbagai respon negatif dari masyarakt China.
Dilansir dari Reuters, perluasan pabrik Tesla Inc di Shanghai yang rencananya mulai digarap pada tahun ini harus ditunda untuk sementara waktu hingga perang dingin antara masyarakat China dan CEO Tesla Elon Musk mereda.
Kebijakan – kebijakan kontroversial yang dilakukan Elon Musk pada perusahaan mobilnya di antaranya seperti akibat aksi jual saham yang dilakukan Musk untuk mendanai proyek Twitter.
Serta pemberian diskon dengan jumlah fantastis mencapai 10 persen dari harga jual Tesla, khusus Model Y sedangkan 14 persen untuk model 3 yang awalnya dimaksudkan untuk mendorong laba penjualan perusahaan, namun kini berujung di meja hijau.
Baca juga: Tesla Digembor-gemborkan Akan Bangun Pabrik di Indonesia, Elon Musk Buka Suara
Ini karena pemberian diskon yang diterapkan Musk membuat para pembeli lama kendaraan listrik Tesla yang sebelumnya sudah membeli mobil Tesla dengan harga normal mengeluhkan kekecewaan.
Pasalnya mereka telah mengeluarkan uang lebih besar untuk produk yang sama, alasan ini yang mendorong mereka melakukan protes dengan menyerbu sejumlah showroom Tesla di China guna meminta ganti uang kerugian konsumen.
Dalam sebuah unggahan video di sosial media, terlihat pengemudi menyanyikan lagu kebangsaan di toko Tesla.
Sementara video dari Changsha di provinsi Hunan menampilkan orang-orang meneriakkan kalimat "kembalikan uang kami!"
Tak tanggung-tanggung konsumen yang merasa dirugikan itu turut mengajukan tuntutan agar Tesla memberikan perpanjangan garansi selama 2 hingga 4 tahun. Tesla China tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Namun, imbas protes itu rencana pengembangan pabrik Tesla yang awalnya akan dibangun di Shanghai guna melipatgandakan kapasitas produksi sebanyak 2 juta mobil per tahun terpaksa dihentikan.
Penghentian ini tak hanya memicu kemunduran nilai saham Tesla sebesar 3 persen menjadi 119 dolar AS pada perdagangan Jumat (13/1/2023), namun juga berpotensi menambah kemunduran Tesla yang telah merugi Rp 2.053 Triliun selama 2022, lantaran pengiriman mobil Tesla buatan China gagal mencapai target proyeksi.
Sinyal akan hilangnya popularitas Tesla di China sebelumnya telah tercium sejak akhir Desember tahun lalu, ini terlihat dari menurunnya penjualan mobil listrik Tesla hingga anjlok sebesar 41 persen, akibat kalah bersaing dengan produsen mobil BYD Co.