TRIBUNNEWS.COM - Krisis kemanusiaan di Afghanistan semakin dalam.
Sedikitnya 78 orang tewas dalam kondisi beku di Afghanistan dalam sembilan hari terakhir, kata pejabat Taliban pada Kamis (19/1/2023).
Juru bicara Kementerian Penanggulangan Bencana Taliban, Shafiullah Rahimi mengatakan kepada CNN, bahwa seiring dengan hilangnya nyawa manusia, lebih dari 77.000 ternak juga mati beku dalam beberapa hari terakhir.
Suhu turun hingga minus 28 derajat Celcius (minus 18 Fahrenheit) pada akhir pekan kemarin.
Situasi ini meningkatkan kekhawatiran bahwa kondisi bisa semakin dingin.
"Suhu jauh di bawah rata-rata sepanjang tahun ini, dengan kondisi terdingin tercatat di utara," menurut ahli meteorologi CNN.
Baca juga: Kunjungan Kerja ke AS, Menlu RI Pastikan Dukungan Pendidikan Bagi Perempuan Afghanistan
Krisis makanan semakin dalam
Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) di Afghanistan angkat bicara melalui sebuah unggahan Twitter, Rabu (18/1/2023).
Menurut UNOCHA, hilangnya ternak menimbulkan risiko lebih lanjut bagi keluarga dengan lebih dari 21 juta orang yang sangat membutuhkan dukungan makanan dan pertanian.
Seperti diketahui, pengambilalihan Taliban pada Agustus 2021 telah menjerumuskan Afghanistan ke dalam krisis ekonomi dan kemanusiaan.
Mitra kemanusiaan menyediakan pemanas, uang untuk bahan bakar, dan pakaian hangat untuk keluarga.
"Tetapi distribusi bantuan sangat dipengaruhi oleh larangan Taliban terhadap pekerja bantuan perempuan," kata UNOCHA di Afghanistan dalam sebuah tweet.
Baca juga: Taliban dan Perusahaan China Teken Kerjasama Eksplorasi Minyak di Afghanistan Utara
Kelompok bantuan asing terpaksa tangguhkan operasi
Setidaknya setengah lusin kelompok bantuan asing utama untuk sementara menangguhkan operasi mereka di Afghanistan sejak Desember 2022.