Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LIMA – Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Peru resmi menutup situs wisata terkenalnya, Machu Picchu, di tengah aksi unjuk rasa anti pemerintah yang berlangsung di negara itu.
"Penutupan jaringan jalur Inca dan benteng Machu Picchu telah diperintahkan karena situasi sosial dan untuk menjaga keselamatan pengunjung," sebut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Peru, mengutip Straits Times, Minggu (22/1/2023).
Penutupan situs wisata tersebut membuat ratusan turis asing terlantar dan meminta segera dievakuasi.
Sebelum penutupan situs Machu Picchu, layanan kereta api ke lokasi tersebut telah ditangguhkan karena jalurnya dirusak oleh para demonstran.
“Kami tidak tahu apakah kereta akan menjemput kami. Semua turis di sini mengantri untuk mendaftar agar segera dievakuasi,” kata Chili Alem Lopez, seorang turis yang sedang mengunjungi Machu Picchu.
Akibat rusaknya jalur kereta api tersebut, beberapa turis lain memilih untuk berjalan kaki ke Piscacucho.
Piscacucho merupakan desa terdekat dengan Machu Picchu yang terhubung langsung dengan jalan raya.
Aksi demo yang menuntut pengunduran diri Presiden Peru Dina Boluarte telah berlangsung sejak awal Desember 2022.
Baca juga: Fakta Unik Peru, dari Sejarah Machu Picchu hingga Minuman Nasionalnya
Aksi demonstrasi itu membuat sedikitnya 46 orang tewas dan mendorong pemerintah memberlakukan keadaan darurat di daerah yang dilanda kekerasan. Dari jumlah korban yang meninggal, satu orang di antaranya merupakan petugas polisi.