News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

10 Orang Tewas Akibat Aksi Penembakan di Klub Dansa Los Angeles, Pelaku Masih Buron

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban selamat dari insiden penembakan di sebuah klub dansa ballroom di Garvey Avenue di Monterey Park, Los Angeles, Amerika Serikat pada Sabtu (21/1/2023) malam.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, LOS ANGELES - Setidaknya 10 orang tewas dan 10 lainnya mengalami luka dalam insiden penembakan di timur Los Angeles setelah perayaan Tahun Baru Imlek.

Polisi mengatakan insiden penembakan pada Sabtu (21/1/2023) malam terjadi di sebuah klub dansa ballroom di Garvey Avenue di Monterey Park, Los Angeles, Amerika Serikat.

Melansir dari Al Jazeera, Kapten Andrew Meyer dari Los Angeles County Sheriff's Department mengatakan orang-orang "berbondong-bondong keluar dari lokasi penembakan sambil berteriak" ketika petugas polisi tiba di lokasi sekitar pukul 22:30 waktu setempat (Minggu 06:30 GMT).

Dalam konferensi pers yang diadakan beberapa jam setelah penembakan itu, Sheriff Robert Luna dari Los Angeles County mengatakan lima pria dan lima wanita tewas di tempat kejadian. Sedangkan korban luka berada dalam kondisi mulai dari "stabil hingga kritis".

Baca juga: Tembak Warga Hingga Tewas Saat Terjadi Pengadangan Truk, Bagaimana Nasib Polisi Pelaku Penembakan?

Luna mengungkapkan, tersangka penembakan masih buron. Dalam deskripsi awalnya mengenai pelaku, Luna memberikan gambaran pelaku adalah "pria Asia" berusia antara 30 hingga 50 tahun, namun dia menjelaskan proses penyelidik sejauh ini telah menerima "deskripsi berbeda tentang satu tersangka" dari korban selamat dan saksi kejadian.

“Kami tidak tahu apakah ini secara khusus merupakan kejahatan rasial yang ditentukan oleh hukum. Tetapi siapa yang masuk ke ruang dansa dan menembak mati 20 orang?” ungkapnya.

Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki insiden lainnya yang terjadi di kota Alhambra untuk melihat apakah ada keterkaitannya dengan penembakan di Monterey Park.

Akibat penembakan itu, polisi mengatakan perayaan Tahun Baru Imlek di Monterey Park pada Minggu (22/1/2023) dibatalkan.

Melaporkan dari Monterey Park, jurnalis dan videografer Sean Beckner-Carmitchel mengatakan kepada Al Jazeera bahwa detail insiden tersebut masih “tidak jelas”.

"Kami sedang menunggu nama (korban yang meninggal) dan motif tersangka. Banyak orang yang berkumpul di sini dari komunitas terkejut,” ungkap Beckner-Carmitchel.

Monterey Park adalah kota berpenduduk sekitar 60.000 orang dengan populasi orang Asia yang besar, yang terletak sekitar 16 kilometer (10 mil) dari pusat kota Los Angeles.

"Hati kami tertuju kepada mereka yang kehilangan orang yang dicintai malam ini di kota tetangga kami, Monterey Park, tempat penembakan massal baru saja terjadi," kata Pengawas Kota Los Angeles Kenneth Mejia dalam sebuah tweet.

Seung Won Choi, pemilik restoran barbekyu makanan laut Clam House di seberang jalan tempat penembakan terjadi, mengaku tiga orang bergegas masuk ke restorannya dan menyuruhnya untuk mengunci pintu.

Orang-orang juga memberi tahu Choi bahwa ada penembak dengan senapan mesin yang memiliki banyak amunisi yang sedang beraksi.

Hari Sabtu kemarin adalah awal dari festival perayaan Tahun Baru Imlek yang diadakan dua hari, salah satu acara Tahun Baru Imlek terbesar di California selatan.

Insiden itu menandai penembakan massal kelima di Amerika Serikat pada bulan ini dan menjadi yang paling mematikan sejak 21 orang tewas di sebuah sekolah di Uvalde, Texas, menurut database AP/USA Today mengenai pembunuhan massal di AS.

Penembakan di Monterey Park terjadi dua bulan setelah lima orang tewas di klub malam di Colorado Springs.

Amerika Serikat sering menghadapi insiden penembakan massal. Pada tahun lalu, tercatat ada 647 penembakan dengan empat korban atau lebih, menurut situs web Gun Violence Archive.

Sementara itu, Biro Investigasi Federal (FBI) melaporkan pada tahun lalu telah terjadi 61 insiden "penembak aktif" di AS di tahun 2021, naik 52 persen dari tahun sebelumnya dan menjadi jumlah tertinggi yang pernah tercatat.

FBI mendefinisikan "penembak aktif" sebagai seseorang yang terlibat dalam pembunuhan atau mencoba membunuh orang di ruang publik dengan cara yang tampaknya acak. Sekitar satu dari lima insiden “penembak aktif” pada 2021 juga merupakan pembunuhan massal.

Terlepas dari tingkat kekerasan senjata yang tinggi, kontrol senjata di Amerika Serikat tetap menjadi masalah politik. Sementara pemerintahan Presiden Joe Biden pada tahun lalu menandatangani undang-undang keamanan senjata yang paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

Dalam undang-undang tersebut memperkuat pemeriksaan latar belakang, mendanai undang-undang untuk menghapus senjata api dari orang-orang yang dianggap sebagai ancaman, dan menutup celah yang memungkinkan beberapa orang yang dituduh melakukan kekerasan dalam rumah tangga untuk memiliki senjata.

Reformasi yang lebih luas, termasuk batasan usia yang lebih tinggi untuk pembelian senjata dan larangan pemerintah federal atas senjata serbu (assault rifle), senjata api yang digunakan banyak penembak massal, tidak termasuk dalam paket.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini