TRIBUNNEWS.COM - NASA meluncurkan rencana untuk menguji roket bertenaga nuklir yang akan menerbangkan astronot ke Mars dalam waktu sangat cepat.
NASA diketahui bermitra dengan Defense Advanced Research Projects Agency (Darpa) pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk proyek tersebut.
Mereka akan mendemonstrasikan mesin roket termal nuklir di luar angkasa paling cepat 2027, demikian diumumkan pada Selasa (24/1/2023).
Proyek ini dimaksudkan untuk mengembangkan sistem propulsi perintis untuk perjalanan luar angkasa yang jauh berbeda dari sistem kimiawi yang lazim sejak era peroketan modern muncul hampir seabad yang lalu.
"Menggunakan roket termal nuklir memungkinkan waktu transit lebih cepat, mengurangi risiko astronot," kata NASA dalam siaran pers, seperti dikutip The Guardian.
“Mengurangi waktu transit adalah komponen kunci untuk misi manusia ke Mars, karena perjalanan yang lebih lama membutuhkan lebih banyak persediaan dan sistem yang lebih kuat.”
Baca juga: Teori di Balik Lagu Flowers Miley Cyrus, Seperti Balasan atas Lagu When I Was Your Man Bruno Mars
Manfaat tambahannya adalah peningkatan kapasitas muatan sains, dan daya yang lebih tinggi untuk instrumentasi dan komunikasi, menurut agensi tersebut.
Uji coba Artemis
NASA, yang berhasil menguji pesawat ruang angkasa Artemis era barunya tahun lalu sebagai batu loncatan kembali ke bulan dan ke Mars.
Dengan demikian, NASA memiliki harapan untuk mendaratkan manusia di planet merah itu sekitar tahun 2030-an sebagai bagian dari program Bulan ke Mars.
"Menggunakan teknologi saat ini, perjalanan sejauh 300 juta mil ke Mars akan memakan waktu sekitar tujuh bulan," kata NASA.
Memangkas waktu perjalanan
Insinyur belum tahu berapa banyak waktu yang bisa dipangkas menggunakan teknologi nuklir.
Tetapi Bill Nelson, administrator NASA, mengatakan itu akan memungkinkan pesawat ruang angkasa, dan manusia, melakukan perjalanan di luar angkasa dengan kecepatan tinggi.
Baca juga: NASA dan Boeing Kerjasama Produksi Pesawat Lorong Tunggal Rendah Emisi