Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dukungan Indonesia terhadap strategi Indo-Pasifik Korea Selatan tidak akan mempengaruhi hubungan yang sudah baik dengan Tiongkok.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) di Kamboja pada November 2022, Presiden Republik Korea (Korea Selatan) Yoon Suk-yeol meluncurkan Strategi Indo-Pasifik Korea.
Strategi ini berkomitmen pada 3 prinsip yakni prinsip kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran yang dibangun di atas tatanan berbasis aturan untuk wilayah.
Duta Besar Indonesia (Dubes RI) untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto, mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menyatakan dukungannya terhadap Strategi Indo-Pasifik Korea.
Baca juga: AS Tekankan Komitmen untuk Tingkatkan Kerja Sama di Indo-Pasifik
Indonesia ingin memajukan rantai pasok atau supply chain di kawasan Indo-Pasifik.
Namun dukungan tersebut tidak akan mengurangi intensitas hubungan dengan Tiongkok.
"Hubungan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok juga tidak berkurang. Indonesia menganut (politik) bebas aktif," ujar Dubes Gandi saat ditemui usai acara bertajuk 'Indonesia-Korea Morning Talk: Celebrating 50 Years of Friendship' di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Gandi mengatakan Indonesia juga turut ikut dalam inisiatif sabuk dan jalan (Belt and Road Initiative) yakni strategi pembangunan global yang diadopsi China.
Sebagai negara yang menganut politik bebas aktif, hal ini merupakan salah satu cara untuk menyeimbangkan hubungan diantara dua poros ekonomi besar dunia.
Sebagaimana diketahui, Republik Korea memiliki kedekatan politik dengan Amerika Serikat yang merupakan rival ekonomi Tiongkok.
Tujuannya untuk mencapak kesejahteraan bersama, baik dalam hal politik, pertahanan hingga ekonomi.
"Jadi kita menyeimbangkan dua poros ini, satu seni tersendiri," ujarnya.