"Jin Tian seberat 6.651 ton terdaftar di Hong Kong dan awak kapal itu terdiri dari 14 warga negara China dan delapan orang dari Myanmar," kata Penjaga Pantai Jepang.
Sebelumnya pada 2020, sebuah kapal kargo dengan 43 awak kapal dan 6.000 ternak di dalamnya tenggelam di lepas pantai barat daya Jepang setelah terjebak dalam badai topan, dua kru selamat.
Kronologi Tenggelamnya Kapal Jin Tian
Kantor berita Kyodo mengatakan awak kapal Jin Tian mengirim panggilan darurat pada Selasa (24/1/2023) malam, seperti diberitakan Al Jazeera.
Mereka mengatakan kapal Jin Tian miring dan banjir karena cuaca ekstrem.
Kapal tenggelam sekitar empat jam setelah panggilan tersebut.
Menurut pejabat Korea Selatan, kapten kapal terakhir berkomunikasi dengan penjaga pantai Pulau Jeju Korea Selatan melalui telepon satelit sekitar pukul 02.41 waktu setempat pada hari Rabu (25/1/2023).
Sang kapten mengatakan awak kapalnya akan meninggalkan kapal dengan sekoci.
Kapal itu benar-benar tenggelam ketika Penjaga Pantai Korea Selatan tiba di lokasi.
Penjaga pantai tidak menemukan siapa pun di dalam tiga rakit penyelamat pertama dan dua sekoci yang mereka cari.
"Penjaga Pantai juga mencari kerja sama dari Pasukan Bela Diri, Penjaga Pantai Korea Selatan, dan kapal-kapal yang berlayar di dekat perairan," kata Hirokazu Matsuno, juru bicara Pemerintah Jepang, dikutip dari Reuters.
Belum ada kabar langsung tentang apa yang menyebabkan kapal Jin Tian yang membawa kayu itu terbalik, seperti diberitakan CNN Internasional.
Insiden itu terjadi saat hawa dingin melanda sebagian besar Jepang dan Korea Selatan.
Dilaporkan, salju lebat turun di beberapa daerah dan suhu siang hari di beberapa pulau terdekat dengan lokasi penyelamatan hanya mencapai 3 Celcius (37 F).
Daerah tempat kapal tenggelam berada di antara Nagasaki dan Pulau Jeju Korea Selatan yang dilanda cuaca ekstrem pada Selasa (24/1/2023).
Penjaga pantai Jepang mengatakan angin kencang pada saat sinyal marabahaya diterima.
Dikatakan segera mengirim kapal patroli dan pesawat ke daerah itu, namun kedatangan mereka tertunda karena cuaca buruk. (Tribunnews.com/Fitri Wulandari/Yunita Rahmayanti)