Para militan telah memblokade kota dan desa, memperburuk krisis pangan.
Lebih dari sepertiga wilayah Burkina Faso sekarang berada di luar kendali pemerintah.
Situasi ini terjadi di tengah ketegangan Burkina Faso dan Prancis.
Prancis telah memerangi kelompok pemberontak yang sama di wilayah Sahel.
Kekerasan yang meningkat di Burkina Faso telah membuat tegang hubungan antara kekuatan kolonial sebelumnya dan warga Burkina Faso.
Baca juga: Studi: Afrika Punya Potensi Hidrogen Hijau Senilai 1,06 Triliun Dolar AS
Sebelumnya, pembunuhan massal juga terjadi di Burkino Faso pada 11 Januari 2023, dikutip dari The Defense Post.
Serangan itu terjadi sekitar malam hari Rabu (11/1/2023) di desa Goulgountou di wilayah Sahel Burkina, ketika para teroris tiba dengan sepeda motor dan menggiring jemaah ke dalam masjid.
“Mereka memisahkan wanita, anak-anak dan orang tua dan kemudian berkhotbah untuk mencoba meyakinkan jamaah agar meninggalkan keyakinan mereka.
Awalnya, teroris itu berdiskusi dengan imam.
Namun, imam menolak dieksekusi.
Teroris mencoba membunuhnya, namun sang imam melawan.
Seorang penduduk setempat mengatakan sang imam mengatakan ingin mati berdiri, sehingga teroris menembak kepalanya.
“Delapan jemaah lainnya, terutama tokoh masyarakat, ditembak mati dengan cara yang sama,” kata warga setempat.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Afrika