Gempa ini telah menghancurkan sebagian besar wilayah, merenggut nyawa, dan bangunan.
Pemerintah Turki telah mengerahkan hampir 25.000 personel pencarian dan penyelamatan.
Lalu, negara-negara di seluruh dunia telah menjanjikan bantuan.
Namun, petugas darurat di kedua negara mengatakan mereka benar-benar kewalahan.
Suriah yang sudah lumpuh akibat perang dan terorisme selama bertahun-tahun, dikabarkan tidak siap menghadapi krisis ini.
Daerah yang terkena dampak adalah rumah bagi ribuan pengungsi internal yang sudah hidup dalam kondisi memprihatinkan seperti tenda dan gubuk darurat.
Selain itu, sedikit infrastruktur layanan kesehatan dan darurat yang dapat diandalkan di sana.
123 WNI Berhasil Dievakuasi ke Ankara
KBRI Ankara memberikan informasi terbaru seputar perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di Turki, pascagempa berkekuatan 7,8 magnitude yang melanda Turki bagian Selatan pada Senin (8/2/2023).
Sebanyak 123 orang berhasil dievakuasi KBRI Ankara dari lima wilayah paling terdampak gempa di Turki.
Tim KBRI Ankara yang dipimpin langsung oleh Dubes RI untuk Turki, Lalu M Iqbal, sudah tiba di daerah gempa pada tanggal 7 Februari 2023 pukul 21.30 waktu setempat.
Rombongan menuju Ankara melalui perjalanan darat sekitar 17 jam (dalam kondisi biasa sekitar 5-6 jam).
Kondisi cuaca badai salju dengan suhu sekitar 4 s/d -7 derajat.
“Alhamdulillah, sesuai perintah Presiden melalui Menlu RI, team KBRI sdh tiba di lokasi gempa untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi WNI yang terdampak ke Ankara. Saya sudah minta WNI yang dievakuasi untuk mengabari keluarga di Indonesia agar mereka tenang”, ujar Dubes RI untuk Turki, Lalu M Iqbal dalam keterangannya.