TRIBUNNEWS.COM - Gempa bumi magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) lalu kini telah menewaskan lebih dari 12.000 orang.
Jumlah korban diperkirakan masih akan terus bertambah karena proses pencarian masih berlangsung.
Dilansir The Guardian, berikut update terbaru seputar gempa bumi di Turki dan Suriah.
- Jumlah orang yang tewas di Turki dan Suriah meningkat menjadi setidaknya 12.049 jiwa.
- Pertahanan sipil Suriah mengatakan sedikitnya 2.992 orang tewas di barat laut Suriah.
Dikatakan ada lebih dari 2.850 orang terluka.
Baca juga: Majalah Charlie Hebdo Dikecam karena Tampilkan Kartun Sindiran Gempa di Turki dan Suriah
- Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan jumlah korban di negaranya telah meningkat menjadi 9.057.
Presiden juga mengutuk kritik terhadap upaya penyelamatan pemerintah, yang diprotes oleh banyak orang karena dianggap lamban.
- Lebih dari 298.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena gempa mematikan minggu ini, lapor media pemerintah Suriah.
Angka itu, tampaknya hanya mengacu pada bagian Suriah yang berada di bawah kendali pemerintah, bukan yang dipegang oleh faksi lain di barat laut negara itu, yang lebih dekat ke pusat gempa Senin.
- Organisasi Kesehatan Dunia mengirim tim ahli dan penerbangan khusus dengan pasokan medis ke Turki dan Suriah, kata direktur jenderal, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam jumpa pers yang dihadiri oleh Reuters.
Baca juga: Cerita di Balik Foto Seorang Ayah Genggam Erat Tangan Putrinya yang Tewas karena Gempa Dahsyat Turki
- Tim penyelamat Polandia yang bekerja di Turki mengatakan sejauh ini mereka telah menyelamatkan 9 orang dari puing-puing.
Mereka yang diselamatkan di antaranya orang tua dengan dua anak dan seorang gadis berusia 13 tahun dari reruntuhan di Kota Besni.
- Petugas penyelamat dan penduduk bersorak sorai ketika satu keluarga diselamatkan dari puing-puing bangunan yang hancur di desa Bisnia Suriah pada hari Rabu.
Seorang pria, putra dan putrinya ditarik keluar dari bawah reruntuhan tempat mereka terjebak selama dua hari setelah bencana gempa bumi.
- Mengunjungi Kahramanmaraş, yang berada di episentrum gempa, Erdogan mengatakan pada hari pertama mereka mengalami beberapa masalah, tetapi kemudian pada hari kedua dan hari ketiga situasinya terkendali.
Erdogan berjanji pemerintah bertujuan untuk membangun perumahan dalam waktu satu tahun bagi mereka yang tidak memiliki rumah di 10 provinsi yang terkena dampak.
Baca juga: Respons Langkah Pemerintah Turki Soal Penanganan Gempa, Pemimpin Oposisi: Erdogan Bertanggung Jawab
- Pemerintah Suriah telah menerima bantuan dari sejumlah negara Arab termasuk Mesir dan Irak, serta dari sekutu utamanya Rusia.
Rusia telah mengirim tim penyelamat dan mengerahkan pasukan di Suriah untuk bergabung dalam pekerjaan bantuan, termasuk di Aleppo.
- Suriah telah mengaktifkan mekanisme perlindungan sipil Uni Eropa, dua hari setelah gempa bumi, untuk meminta bantuan lebih lanjut dari blok 27 negara dan delapan negara lainnya yang menjadi bagian dari program tersebut.
Uni Eropa telah memobilisasi tim SAR untuk membantu Turki, sementara sistem satelit Copernicus di blok tersebut telah diaktifkan untuk menyediakan layanan pemetaan darurat.
Setidaknya 19 negara anggota telah menawarkan bantuan.
- Cuaca dingin terus diperkirakan terjadi di wilayah Turki dan Suriah dengan suhu minimum dan maksimum untuk Kahramanmaraş hari ini -6C dan 1C, dan untuk Gaziantep antara -5C dan 1C.
Diyarbakır diperkirakan akan terus turun salju, dengan suhu paling tinggi mencapai 2C.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)