Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Jenazah tujuh anak Siprus, serta dua guru dan orang tua yang tewas akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 yang terjadi di Turki, diterbangkan dari Kota Adiyaman pada Jumat (10/2/2023) kemarin.
Media Turki melaporkan bahwa 19 anak dalam kelompok tersebut tewas dalam bencana ini.
Dikutip dari laman The Journal, Sabtu (11/2/2023), 24 anak berusia 11 hingga 14 tahun dari negara pulau itu, bersama dengan 10 orang tua, empat guru dan seorang pelatih bola voli, berada di Turki untuk mengikuti turnamen sekolah dan menginap di sebuah hotel yang hancur.
Di wilayah yang menjadi rumah bagi banyak pengungsi dan trauma akibat perang saudara Suriah, kekhawatiran pun tumbuh karena banyaknya orang yang tidak memiliki tempat berlindung di tengah suhu yang sangat dingin.
Baca juga: AS Longgarkan Sanksi Suriah selama 180 hari untuk Salurkan Bantuan Gempa
Tim bantuan dan penyelamat Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah tiba, sementara Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (AS) menawarkan paket bantuan senilai 85 juta dolar AS, termasuk makanan, tempat berlindung dan layanan kesehatan darurat.
Anggota NATO telah setuju untuk menyediakan tempat penampungan untuk sekutu Turki untuk membantu menyediakan akomodasi bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal.
Tempat perlindungan 'semi permanen' ini biasanya digunakan oleh pasukan NATO sebagai markas untuk operasi dan latihan militer.
Sementara itu suhu di Kota Gaziantep, Turki yang terletak di dekat pusat gempa, turun hingga minus 3 derajat pada Jumat kemarin.
Meski cuaca dingin, ribuan keluarga telah tinggal di dalam mobil dan tenda darurat, karena terlalu takut atau dilarang kembali ke rumah mereka.
Tempat olahraga, masjid, sekolah dan beberapa toko pun dibuka pada malam hari.
Namun untuk fasilitas tempat tidur masih langka, sedangkan ribuan orang menghabiskan malam di mobil dengan mesin menyala untuk memberikan hawa panas.