TRIBUNNEWS.COM - Terungkap kisah di balik foto viral tentang momen pilu seorang ayah menggenggam tangan jasad sang putri yang tubuhnya terjebak di reruntuhan bangunan akibat gempa Turki, Senin (6/2/2023).
Gambar menyedihkan yang diambil di wilayah Kahramanmaras, Turki ini menggugah hati publik.
Sang ayah bernama Mesut Hancer dan putrinya, Irmakleyla Hancer masih berusia 15 tahun.
Dalam foto tersebut, tampak Mesut Hancer mengenakan mantel oranye cerah dengan garis-garis reflektif, duduk di atas tumpukan puing.
Dia memegang tangan putrinya yang tak bernyawa di balik puing-puing bangunan.
Tangan Irmakleyla Hancer muncul di permukaan bongkahan beton besar yang telah roboh akibat gempa.
Sang ayah tak bisa berbuat apa-apa karena reruntuhan bangunan yang menimpa putrinya sangat besar.
Sepekan dari tragedi itu, Hancer kemudian menceritakan tentang kehidupan di balik gambar yang menyayat hati itu.
Ia bercerita saat diwawancara media CNN Turk pada Sabtu (13/2/2023).
Saat itu, putrinya sedang mengunjungi neneknya, namun tiba-tiba bencana dahsyat melanda.
Hancer bergegas menyusul keluarganya dan mendapati bahwa mereka semua telah tertimbun puing-puing bangunan.
Baca juga: Cerita di Balik Foto Seorang Ayah Genggam Erat Tangan Putrinya yang Tewas karena Gempa Dahsyat Turki
Tak ingin menyerah, Hancer terus mencoba menyelamatkan putrinya.
Hanya tangan kecil yang terlihat di permukaan bongkahan yang berantakan.
"Itu mengerikan. Begitu saya mendengar berita itu, saya bergegas ke sana."
"Dan dengan tangan kosong saya sendiri, dengan kemampuan saya sendiri, dengan susah payah saya mencoba menarik putri saya."
"Namun sayangnya, saya tidak bisa menyelamatkan putri saya,” kata Hancer, seperti dikutip Tribunnews dari CNN, Senin (13/2/2023).
Hancer tidak memiliki harapan untuk mengeluarkan putrinya dalam keadaan hidup.
Sebab, Irmakleyla telah meninggal akibat balok besar yang menimpa seluruh tubuhnya.
“Saya tidak punya harapan karena ada balok besar pada putri saya. Pinggang ke atas bebas tetapi di bawah pinggangnya di bawah puing-puing."
“Sayangnya, saat gempa, dia meninggal saat itu juga. Dia tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup,” sambungnya.
Selama tiga hari dia mencoba menarik jasad putrinya hanya dengan tangan kosong.
Bahkan, ia telah mengupayakan meminta bantuan relawan untuk mengangkat beton besar itu.
Namun, kemudian ia menyerah karena ekskavator tak bisa mengakses wilayah itu.
“Saya juga berbicara dengan AFAD [Presidensi Manajemen Bencana dan Darurat di Turki], dan mereka membantu sebanyak yang mereka bisa."
"Tapi mereka bilang tidak bisa menyediakan ekskavator ke daerah itu,” kata Hancer.
Baca juga: BERITA FOTO: Sang Ayah Genggam Tangan Putrinya yang Terperangkap Bangunan Ambruk Karena Gempa Turki
Hancer berduka tidak hanya untuk putrinya, tetapi semua anggota keluarganya juga berada di rumah ibunya saat peristiwa tersebut terjadi.
“Ibu saya, dua kakak laki-laki saya, ipar perempuan saya dan putri kecilnya. Ada tujuh orang termasuk putri saya. Mereka semua berada di bawah reruntuhan,” kata Hancer.
Rumah Hancer juga rusak parah, katanya, menambahkan bahwa dia tidak punya tempat tinggal.
“Kami tidak bisa masuk ke rumah kami karena kami tidak punya sarana. Kami ditinggalkan di luar.”
Baca juga: Wanita Ini sempat Menolak Keluar karena Tak Pakai Hijab saat Dievakuasi, Relawan: Aku Cinta Imanmu
Sampai pada Senin (13/2/2023), CNN melaporkan, korban tewas yang dikonfirmasi di Suriah adalah 4.574 orang.
Jumlah itu mencakup lebih dari 3.160 di bagian barat laut Suriah yang dikuasai oposisi, menurut Kementerian Kesehatan otoritas pemerintahan Pemerintah Keselamatan.
Korban tewas Suriah juga termasuk 1.414 kematian di bagian-bagian Suriah yang dikuasai pemerintah, menurut kantor berita negara SANA.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, Andari Wulan)