Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL – Sejumlah pengusaha di Antakya, Turki memilih untuk menutup toko mereka untuk menghindari aksi penjarahan usai gempa bumi yang menewaskan lebih dari 30.000 orang mengguncang Turki dan Suriah, Senin (6/2/2023).
"Toko kami hancur. Penipu dan pencuri telah (menjarah) itu. Mereka mengambil apa yang mereka bisa. Kami bertahan hidup dengan apa yang mereka tinggalkan," kata Yuksel Uzun, seorang pemilik toko kelontong.
Uzun mengatakan dia telah melihat supermarket, apotek, dan berbagai toko lain dibobol.
Baca juga: Retakan Raksasa Terbentuk Setelah Gempa Turki, Kebun Zaitun Terbelah Jadi Dua, Begini Penampakannya
"Mereka menjarah di mana-mana. Pasar di seberang jalan, toko sepatu. Saya melihat mereka membobol apotek," kata Uzun, seraya menambahkan dia akan menyimpan barang dagangannya di luar kota.
Mehmet Dilmez, seorang pemilik toko tekstil grosir, mengatakan para penjarah memasuki tokonya melalui belakang setelah sebuah bangunan runtuh di sana.
"Mereka mengambil 70.000 lira dari laci. Mereka tidak mengambil banyak barang dagangan. Toko kami yang lain runtuh total. Barang-barang yang berserakan langsung dijarah. Kami menyelamatkan apa yang kami bisa," ujar Dilmez, mengutip Reuters, Senin (13/2/2023).
Sementara itu, seorang pria yang mengaku telah menjarah sebuah supermarket mengatakan aksinya tersebut dilakukan karena bantuan tidak kunjung tiba.
Baca juga: Wanita Turki Ini Tertimbun Berhari-hari akibat Gempa Bersama Putranya yang Baru Lahir
“Saya terpaksa menjarah supermarket karena saya membutuhkan popok untuk anak-anak saya,” kata pria itu.
Meningkatnya insiden semacam itu juga telah memicu sentimen anti-imigran di Turki, dengan beberapa orang yang berbicara dengan Reuters menyalahkan warga Suriah, Afghanistan, dan imigran lainnya atas penjarahan, tanpa memberikan bukti.
Baca juga: Korban Meninggal di Gempa Turki dan Suriah Naik Jadi 33.000 Jiwa, Beberapa Negara Tarik Bantuan
Presiden Turki Tayyip Erdogan pun juga telah mengumumkan keadaan darurat terkait masalah keamanan di negaranya pasca diguncang gempa bumi sembari berjanji akan menindak tegas para penjarah.