TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stolteberg mengatakan penting bagi Finlandia dan Swedia untuk segera bergabung dengan aliansi militer.
Hal ini dikatakan Jens Stolteberg sebelum pertemuan para menteri pertahanan NATO di markas aliansi di Brussel pada Selasa (14/2/2023).
"Pertanyaannya bukanlah apakah Finlandia dan Swedia diratifikasi bersama?"
"Pertanyaan utamanya adalah bahwa mereka berdua diratifikasi sebagai anggota penuh secepat mungkin," kata Jens Stolteberg.
Komentar Jens Stolteberg menandai pengakuan terbuka pertama NATO bahwa Finlandia dan Swedia dapat bergabung dengan aliansi secara terpisah.
"Saya yakin keduanya akan menjadi anggota penuh dan kami bekerja keras untuk meratifikasi keduanya secepat mungkin," tambahnya, seperti dikutip France24.
Pengajuan keanggotaan Finlandia dan Swedia telah diratifikasi oleh 30 negara anggota aliansi, kecuali Hungaria dan Turki.
Baca juga: Terlalu Bersemangat Pasok Ribuan Arteri Perang ke Ukraina, NATO Pening Stok Senjata Menipis
Persetujuan dengan suara bulat dibutuhkan untuk negara mana pun yang ingin menjadi anggota baru NATO.
Turki retifikasi pengajuan Finlandia, tapi tanpa Swedia
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengindikasikan negaranya dapat meratifikasi pengajuan Finlandia, tapi tanpa Swedia.
“Posisi kami di Finlandia positif, tetapi tidak positif di Swedia,” katanya kepada anggota parlemen Turki pada awal Februari 2022.
Turki menuduh pemerintah di Swedia terlalu lunak terhadap kelompok yang dianggapnya sebagai organisasi “teroris” atau ancaman eksistensial, termasuk kelompok Kurdi.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Turki memiliki lebih sedikit masalah dengan Finlandia yang bergabung dengan NATO.
Baca juga: Rusia Terus Gempur Bakhmut, NATO Pertimbangkan Pasok Lebih Banyak Senjata ke Ukraina
Dalam satu kasus di Swedia, seorang aktivis anti-Islam membakar Al Quran di luar Kedutaan Besar Turki.