TRIBUNNEWS.COM - Empat orang dipastikan tewas dan ribuan orang mengungsi di Selandia Baru setelah Topan Gabrielle membawa banjir dan tanah longsor yang meluas.
Pihak berwajib mengatakan, seorang petugas pemadam kebakaran sukarela yang menanggapi panggilan pada Senin (13/2/2023), termasuk di antara korban tewas.
Dikatakan, bahwa petugas tersebut terjebak dalam tanah longsor.
Sementara, mayat seorang anak ditemukan di Eksdale di pantai timur.
Gabrielle melewati Selandia Baru pada Minggu (12/2/2023) sebelum menyusuri pantai timur North Island.
Pertanian, jembatan, dan ternak hanyut terbawa Topan Gabrielle.
Baca juga: Badai Gabrielle Mulai Menjauh dari Selandia Baru, Warga Masuki Fase Pemulihan
Dilansir Al Jazeera, topan melemah dan menjauh pada Rabu (15/2/2023).
"Syukurlah kita telah melewati badai terburuk tetapi kita belum keluar dari bahaya," ucap Menteri Manajemen Darurat, Kieran McAnulty dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.
"Akan memakan waktu berminggu-minggu bagi daerah-daerah yang terkena dampak paling parah untuk pulih," imbuhnya.
Sementara, Perdana Menteri Chris Hipkins pada Rabu menambahkan bahwa semua orang yang terdampar di atap karena terkepung banjir sudah diselamatkan.
"Fokus langsung kami adalah melakukan misi penyelamatan nyawa bagi mereka yang terkena dampak banjir yang perlu diselamatkan," ucapnya, dikutip dari Reuters.
"Tolong jangan kembali ke rumah Anda sampai Anda diberi izin untuk melakukannya," katanya, memperingatkan bahwa situasi tetap berbahaya meski cuaca membaik.
Baca juga: 3 Orang Tewas setelah Topan Gabrielle Hantam Selandia Baru, 1 Jasad Tertimbun Tanah Longsor
Hemat air dan makanan
Penduduk di daerah yang paling parah terkena dampak diminta untuk menghemat air dan makanan karena khawatir kekurangan.