TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat mengatakan tidak mencari Perang Dingin baru dengan China.
Namun, AS akan tetap bersaing dengan China secara sehat.
Presiden AS, Joe Biden, mengatakan akan tetap berhubungan baik dengan China terkait balon baru-baru ini.
"Kami tidak mencari perang dingin baru," kata Biden, Kamis (16/2/2023).
"Saya berharap untuk berbicara dengan Presiden Xi, saya harap kita akan menyelesaikan masalah ini, tetapi saya tidak meminta maaf karena telah menurunkan balon itu," lanjutnya, dikutip dari TASS.
Dia menyatakan, AS akan bersaing dengan China, tetapi akan mengelola persaingan itu secara bertanggung jawab untuk mencegahnya berubah menjadi konflik.
Baca juga: AS Ingin Segera Selesaikan Insiden Penembakan Balon Mata-Mata dengan China
Joe Biden tidak mengatakan kapan akan berbicara dengan Presiden China Xi Jinping.
Namun, ia menegaskan, AS akan terus terlibat secara diplomatis dengan China dalam masalah ini.
Balon China Bukan Alat Pengintai
Joe Biden menambahkan, saat ini tidak ada yang menunjukkan ketiga balon itu terkait dengan program balon mata-mata.
"Saya berharap untuk berbicara dengan Presiden Xi, saya harap kita akan menyelesaikan masalah ini, tetapi saya tidak meminta maaf karena telah menurunkan balon itu," kata Biden menanggapi keluhan dari Beijing.
"Saya pikir hal terakhir yang diinginkan Xi adalah secara fundamental merusak hubungan dengan
Amerika Serikat dan dengan saya," tambahnya, dikutip dari SBS.
Joe Biden mengatakan, balon itu mungkin terlihat karena radar yang ditingkatkan sebagai respon terhadap balon China.
Hal itulah yang membuat Joe Biden memutuskan untuk mengarahkan militernya untuk memantau benda itu, dikutip dari NBC News.
Baca juga: Di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Wamenlu AS Akui Washington Makin Cemas dengan Kemitraan Moskow-China
Ketiga Balon Masih dalam Penelitian
Menurut penilaian komunitas intelijen AS, ketiga objek itu kemungkinan besar adalah balon yang diikatkan pada perusahaan swasta, lembaga rekreasi atau penelitian.
Joe Biden mengatakan balon China itu bukan pesawat intelijen.
"Kami belum tahu persis apa tiga objek ini, tapi saat ini tidak ada yang menunjukkan bahwa mereka terkait dengan program balon mata-mata China, atau mereka adalah kendaraan pengintai dari negara lain mana pun," katanya.
AS saat ini sedang bekerja untuk memulihkan pecahan balon mata-mata yang ditembak jatuh, dikutip dari CNN Internasional.
Balon pertama yang jatuh di lepas pantai Carolina Selatan dapat melakukan operasi pengumpulan sinyal intelijen dan memiliki muatan seukuran tiga bus.
Baca juga: Ferdinand Marcos Jr Panggil Duta Besar China soal Insiden Laser di Laut China Selatan
Balon kedua diyakini jauh lebih kecil dan tidak dikaitkan dengan negara atau entitas tertentu.
Sementara itu, balon ketiga yang jatuh adalah balon-balon jinak.
Biden mengatakan dia berbicara secara pribadi dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sejak salah satu objek ditembak jatuh di atas Kanada.
Presiden Joe Biden memerintahkan militer untuk menembak jatuh tiga balon itu karena dianggap membahayakan lalu lintas udara komersial.
Selain itu, AS tidak dapat mengesampingkan risiko pengawasan fasilitas sensitif.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik China dan AS