TRIBUNNEWS.COM - Hamas menanggapi pengeboman Israel di Jalur Gaza pada Kamis (23/2/2023).
"Perlawanan di Jalur Gaza akan selalu hadir untuk membela rakyatnya dan memantau setiap detail kejahatan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat," kata Juru bicara Hamas, Hazem Qassem kepada Al Jazeera.
“Orang-orang kami akan melanjutkan revolusi mereka meskipun pembantaian dilakukan oleh Israel. Tanggapan kami terhadap agresi akan terus berlanjut."
Serangan itu terjadi setelah Palestina meluncurkan roket ke Yerusalem.
Dikutip dari The Times of Israel, jet tempur Israel menghantam bengkel senjata dan situs militer Hamas di Gaza.
Baca juga: Populer Internasional: Israel Mengebom Gaza - Serbia Genjot Produksi Amunisi Senjata untuk Perang
"Kompleks itu terletak di dekat masjid, klinik medis, sekolah, hotel, dan kantor polisi."
"Ini adalah bukti lebih lanjut bahwa organisasi teror Hamas menempatkan aset militernya di jantung penduduk sipil," kata pihak militer.
"Serangan itu merupakan pukulan serius bagi kemampuan Hamas untuk membentengi dan mempersenjatai diri," tambah pernyataan tersebut.
Ketegangan meningkat setelah serangan Israel di Nablus
Serangan itu terjadi ketika ketegangan meningkat atas serangan Israel di Kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki dan menewaskan 11 warga Palestina.
Sedikitnya 100 lainnya terluka. Sekitar 82 dari mereka terkena peluru tajam, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Baca juga: Israel Mengebom Gaza setelah Palestina Melakukan Serangan Roket di Kota Sderot
Kelompok Jihad Islam Palestina yang berbasis di Gaza mengutuk serangan militer Israel di Nablus pada Rabu (22/2/2023) sebagai "kejahatan besar" yang "harus ditanggapi oleh perlawanan".
Hamas, yang mengatur daerah kantong pantai, juga telah mengeluarkan peringatan.
"Perlawanan di Gaza mengamati meningkatnya kejahatan musuh terhadap rakyat kami di Tepi Barat yang diduduki," kata Juru bicara Abu Obeida.