News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Trending

Serukan Gencatan Senjata Perang Rusia-Ukraina, China Beberkan 12 Poin Rencana Perdamaian

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Direktur Kantor Komisi Luar Negeri Pusat China Wang Yi di Kremlin di Moskow pada 22 Februari 2023. Rencana yang diungkapkan oleh Beijing pada peringatan pertama perang telah mendesak semua pihak untuk menghindari mengobarkan api dan memperburuk ketegangan dengan harapan mencegah krisis menjadi lebih memburuk atau lepas kendali.

TRIBUNNEWS.COM - China menyerukan gencatan senjata dan pembicaraan damai di Ukraina pada peringatan pertama invasi Rusia, Jumat (24/2/2023).

Kementerian luar negeri Beijing mendesak semua pihak untuk tidak mengompori atau memperparah ketegangan demi mencegah krisis menjadi semakin memburuk atau lepas kendali.

Dilansir Sky News, sebuah makalah yang diterbitkan oleh kementerian pada hari Jumat memperingatkan bahwa konflik dan perang tidak menguntungkan siapa pun.

Makalah itu juga mengatakan semua orang yang terlibat harus tetap rasional dan menahan diri.

Rencana perdamaian 12 poin untuk Ukraina yang diungkapkan oleh China yakni:

1. Kedaulatan semua negara harus dihormati

Baca juga: China Kecam NATO, Sebut Dunia akan Terus Dilanda Perang Selama NATO Masih Bersikap Perang Dingin

2. Meninggalkan mentalitas Perang Dingin

3. Menghentikan permusuhan

4. Melanjutkan pembicaraan damai

5. Menyelesaikan krisis kemanusiaan

6. Melindungi warga sipil dan tawanan perang

7. Menjaga keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir

8. Mengurangi risiko strategis

9. Memfasilitasi ekspor biji-bijian

10. Menghentikan sanksi sepihak

11. Menjaga industri dan rantai pasokan tetap stabil

12. Mempromosikan rekonstruksi pasca-konflik

Perang nuklir harus dihindari

Presiden Rusia Vladimir Putin saat menyampaikan pidato kenegaraan di ibu kota Rusia, Moskow, pada hari ini, Selasa (21/2/2023). (Twitter media afiliasi Pemerintah Rusia/RT_com)

Baca juga: Jelang Peringatan Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Putin Umumkan Rudal Nuklir Dikerahkan Tahun Ini

Selain 12 poin rencana tersebut, makalah itu juga mengatakan "senjata nuklir tidak boleh digunakan" dan "perang nuklir tidak boleh terjadi".

"Kami menentang pengembangan, penggunaan senjata biologis atau kimia oleh negara mana pun dalam keadaan apa pun."

Awal pekan ini, Vladimir Putin menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian nuklir.

Putin menyalahkan Barat karena memulai perang Ukraina.

Ia berjanji untuk menyelesaikan tujuan dari operasi militer khusus Rusia.

Ukraina telah berulang kali menolak seruan gencatan senjata sementara wilayahnya diduduki oleh pasukan Rusia.

Kyiv mengatakan penghentian pertempuran akan memungkinkan Kremlin untuk menyusun kembali pasukannya.

Duta Besar Uni Eropa untuk China, Jorge Toledo, mengatakan makalah itu akan dipelajari dengan cermat - tetapi menegaskan itu bukan proposal perdamaian dan tidak menyebutkan agresor.

Kuasa usaha di kedutaan Ukraina di Beijing, Zhanna Leshchynska, menyebut makalah itu sebagai "pertanda baik" tetapi mempertanyakan kenetralan China.

"Jika netral, maka China harus berbicara dengan kedua belah pihak, Rusia dan Ukraina," katanya.

"Sekarang kita melihat pihak China kebanyakan berbicara dengan Rusia, tetapi tidak dengan Ukraina."

"Kami tidak akan menyetujui apa pun yang membuat wilayah Ukraina diduduki dan menempatkan orang-orang kami pada belas kasihan agresor," kata Leshchynska dalam pidato di misi Uni Eropa ke China.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini