TRIBUNNEWS.COM - Kanal-kanal di Kota Venesia, Italia, mengering setelah gelombang pasang surut yang panjang.
Banyak saluran air yang terkenal tidak dapat dilalui oleh gondola yang menjadi daya tarik wisatawan di Venesia.
Dalam sebuah video di media sosial Twitter, memperlihatkan beberapa kanal menjadi lubang berlumpur.
Banyak perahu-perahu yang bersandar di pinggiran kanal karena surutnya air.
Serangkaian gambar kota pada Jumat, menunjukkan beberapa saluran yang lebih kecil hanya dengan tetesan air.
Di saluran yang lebih besar yang berfungsi sebagai "jalan raya" utama kota.
Baca juga: Kanal-kanal di Venesia Surut, Italia Terancam Kekeringan
Ambulans air, yang merupakan bagian dari layanan darurat kota, juga tidak dapat mengakses beberapa rute, lapor Reuters.
Biasanya, Venesia perlu waspada terhadap masalah yang berlawanan: banjir, seperti yang terlihat pada 2019, ketika air di "kota terapung" naik ke level tertinggi dalam 50 tahun.
Dikutip dari CBS News, Asosiasi lingkungan Italia, Legambiente, membunyikan alarm awal pekan ini.
Mereka memperingatkan Pegunungan Alpen Italia saat ini mengemas sekitar 53 persen lebih sedikit salju dibandingkan rata-rata selama 10 tahun terakhir.
Hal itu menjadi kekhawatiran tersendiri, mengingat salju di Alpen adalah sumber air yang penting di musim semi dan panas.
Baca juga: Berita Foto : Kembalinya Karnaval Topeng Venesia
Salju Alpen adalah cadangan air terpenting Italia. Meltwater memasok cekungan Sungai Po, yang mengalir melalui wilayah terpadat di Italia serta yang paling produktif secara pertanian.
Po, sungai terpanjang di Italia, mengalir dari Pegunungan Alpen di barat laut ke Laut Adriatik, tetapi saat ini menampung air 61 persen lebih sedikit dari biasanya pada tahun ini, tambah Legambiente.
Secara nasional, defisit salju mencapai sekitar 45 persen, menurut kelompok tersebut.