Sahra Wagenknecht mengatakan bahwa tidak ada tempat bagi neo-Nazi di rapat umum tersebut.
Sementara sebagian besar plakat pada protes tersebut mencerminkan posisi tradisional sayap kiri, beberapa peserta membawa spanduk dengan slogan "Amerika pulang".
Baca juga: Perang Rusia di Ukraina, Zelensky Sambut Rencana Perdamaian China tapi Tolak Kompromi dengan Putin
Wagenknecht menuduh pemerintah Jerman berusaha untuk "menghancurkan Rusia", dan mengatakan bahwa Moskow harus diberi "tawaran" untuk melanjutkan pembicaraan damai.
Penulis feminis terkemuka Alice Schwarzer, mengatakan sudah waktunya untuk melihat lebih jauh dari kiri dan kanan.
Kedua wanita itu juga meluncurkan petisi yang mengklaim telah mengumpulkan lebih dari 645.000 tanda tangan.
Para pengunjuk rasa mencemooh setiap kali dia dan Wagenknecht menyebut nama menteri luar negeri Jerman, Annalena Baerbock, yang sangat mendukung pengiriman senjata ke Ukraina.
Konstantin Schneider, seorang akademisi dari Berlin, yang mengatakan dia mengerti bahwa negara-negara di Eropa Timur takut pada Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-367: Tank Leopard 2 Polandia Pertama Tiba di Ukraina
"Tentu saja Presiden Rusia Vladimir Putin bodoh karena menyerang Ukraina," katanya.
"Tapi kita masih perlu menemukan solusi baru (untuk perang) alih-alih mengatakan tidak ada yang perlu dinegosiasikan," lanjutnya.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengatakan dalam sebuah wawancara televisi baru-baru ini bahwa dia tidak melihat prospek pembicaraan damai saat ini.
"Kita perlu memahami bahwa presiden Rusia saat ini hanya menerima satu bentuk negosiasi, yaitu (Ukraina) menyerah tanpa syarat dan dia mencapai semua tujuannya," ujar Scholz.
(Tribunnews.com/Whiesa)