TRIBUNNEWS.COM - Hubungan China dan Filipina kembali memanas.
Beberapa pekan kemarin, Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr memanggil Duta Besar China di Manila atas insiden penggunaan laser kelas militer oleh penjaga pantai China yang membutakan awak kapal patroli Filipina di Laut China Selatan.
Kini, Marcos Jr memerintahkan militernya untuk fokus mengamankan integritas teritorial di Laut China Selatan.
Komentar tersebut ia sampaikan dalam pidato kepada angkatan bersenjata Filipina, Senin (27/2/2023).
"Saya mengatakan kepada misi Anda di Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) telah berubah," kata Marcos Jr kepada pasukannya,.
"Selama bertahun-tahun, kami dapat mempertahankan perdamaian itu dan mempertahankan pemahaman dengan semua tetangga kami," imbuhnya.
Baca juga: Ferdinand Marcos Jr Panggil Duta Besar China soal Insiden Laser di Laut China Selatan
"Sekarang semuanya sudah mulai berubah dan kita harus menyesuaikannya," jelasnya.
Marcos Jr menuturkan batas-batas Filipina sedang dipertanyakan dan ada banyak hal yang terjadi.
"Angkatan udara memiliki misi yang sangat besar untuk sepenuhnya mengamankan Filipina," tegasnya.
Meski tidak menyebut nama China dalam pidatonya, ia menggarisbawahi bahwa kebijakan luar negeri Filipina tetap berkomitmen pada perdamaian.
"Meski merupakan negara yang relatif kecil, kita tetap harus memperjuangkan hak setiap orang Filipina karena Filipina adalah negara yang berdaulat," paparnya.
Ketegangan di Laut China Selatan
China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Brunei telah terkunci dalam kebuntuan teritorial yang semakin tegang di Laut China Selatan.
Situs tersebut merupakan tempat kapal Angkatan Laut dan jet tempur Amerika Serikat (AS) melakukan patroli untuk mempromosikan kebebasan bergerak, menantang klaim ekspansif Beijing dan meyakinkan sekutu seperti Filipina.
Baca juga: Jalan-jalan ke Gedung Sarinah, Jokowi “Hadiahi” Presiden Filipina Marcos Jr Sebuah Lukisan