Perselisihan telah meningkat sejak China mengubah beberapa terumbu karang yang disengketakan menjadi pangkalan pulau yang dilindungi rudal untuk memperkuat klaimnya atas hampir keseluruhan Laut China Selatan.
Sengketa maritim dianggap sebagai kemungkinan titik nyala Asia dan front yang rumit dalam persaingan AS-China di wilayah tersebut.
Dikutip Philippine News Agency, awal bulan ini, Manila menuduh penjaga pantai China mengarahkan "laser tingkat militer" ke salah satu kapal penjaga pantainya yang mendukung misi pasokan pasukan di sebuah atol di Ayungin Shoal, yang juga dikenal sebagai Second Thomas Shoal.
Duta Besar Filipina untuk AS Jose Manuel Romualdez mengatakan kepada kantor berita Reuters pada hari Senin bahwa Filipina sedang dalam pembicaraan untuk kemungkinan memasukkan Australia dan Jepang dalam rencana patroli bersama di Laut China Selatan dengan AS.
Baca juga: Alasan Jokowi Ajak Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr Jalan-jalan ke Sarinah
Jika rencana itu terwujud, itu akan menjadi pertama kalinya Filipina bergabung dalam patroli maritim multilateral di Laut China Selatan.
Ini merupakan sebuah langkah yang kemungkinan besar akan membuat marah Beijing, yang mengklaim sebagian besar laut itu sebagai wilayahnya.
Kementerian Luar Negeri Australia dan Jepang serta kedutaan besar AS dan China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar secara terpisah.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)