TRIBUNNEWS.COM - Penasihat kepala Republik Rakyat Donetsk (DPR) pro-Rusia Yan Gagin mengatakan tank Leopard buatan Jerman terlihat di dekat kota Bakhmut.
"Ada klaim bahwa Leopard muncul di dekat Artemovsk (nama Rusia untuk Bakhmut)," katanya kepada penyiar Rusia 1, Selasa (27/2/2023).
Dikutip CNN, Gagin kemudian mengecilkan keberadaan tank di dekat garis depan.
"Tidak perlu membuat sensasi ini," imbuhnya.
"Mengingat cuaca saat ini berlumpur, akan menyulitkan kendaraan berat seperti Leopard untuk bergerak," ujarnya.
"Itu adalah target lapis baja yang sama dengan lainnya," ucapnya.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-370: Moskow Hancurkan Depot Amunisi Kyiv di Bakhmut
CNN tidak dapat secara independen memverifikasi klaim Gagin.
Tetapi pejabat Eropa mengatakan sebelumnya bahwa tank Leopard 2 pertama yang disumbangkan ke Ukraina sudah tiba.
Dikutip Guardian, Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki membenarkan empat tank Leopard pertama tiba di Ukraina.
"Kami pasti tidak akan meninggalkan Anda, kami mendukung Ukraina sampai kemenangan penuh atas Rusia," katanya.
Morawiecki terlihat berdiri di samping Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky selama kunjungannya ke Kyiv untuk menandai peringatan pertama invasi Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-370: Moskow Hancurkan Depot Amunisi Kyiv di Bakhmut
Masalah waktu sampai Bakhmut jatuh ke tangan Rusia
Dalam komentar terpisah, Gagin menyebut pasukan Rusia mengendalikan rute ke Bakhmut.
"Hanya masalah waktu sampai kota itu jatuh ke tangan Rusia," katanya.
"Sekarang para pejuang sudah bekerja di kota, hampir di distrik pusat, mereka telah mendekatinya," imbuhnya.
“Hampir ada kendali penuh atas semua rute di mana baik pesawat tempur baru untuk rotasi, amunisi atau peralatan baru dapat dibawa masuk,” katanya.
“Sudah jelas bahwa Ukraina telah kehilangan Artemovsk (nama Rusia untuk Bakhmut). Satu-satunya pertanyaan adalah kapan itu akan terjadi,” tambah Gagin.
Baca juga: Kunjungi Kyiv, Janet Yellen Tegaskan Kembali Dukungan AS untuk Ukraina
Situasi di Bakhmut sangat sulit
CNN sekali lagi tidak dapat secara independen memverifikasi klaim Gagin.
Tetapi, komandan militer Ukraina dalam 24 jam terakhir menggambarkan situasi yang memburuk di Bakhmut, menyebutnya "sangat tegang" dan " sangat sulit ".
Dikutip Guardian, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengakui situasi militer menjadi semakin sulit di sekitar kota Bakhmut, Senin (27/2/2023).
"Di sektor Bakhmut, situasinya semakin sulit. Banyak medan perang Ukraina berubah menjadi lumpur," ucapnya dalam pidato malam.
"Musuh terus menerus menghancurkan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk melindungi posisi kita sebagai benteng dan pertahanan," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)