Tentara itu mengatakan orang-orang itu mencoba membentuk rantai manusia.
Namun, arus membawa mereka dan beberapa pasukan mulai tenggelam.
Sebuah kelompok perawatan kesehatan di Puno mengatakan telah merawat lima tentara karena hipotermia setelah penduduk setempat menyelamatkan mereka dari sungai.
Baca juga: Bus Terjun ke Jurang di Peru, 24 Penumpang Tewas
Pada Sabtu (4/3/2023), 16 orang yang terdiri dari warga sipil dan tentara terluka dalam bentrokan di tempat lain di Puno yang juga menyebabkan sebuah kantor polisi dibakar.
Demonstrasi ini didorong oleh penduduk asli Peru selatan yang miskin yang melihat Pedro Castillo, yang juga berasal dari keluarga sederhana dan memiliki akar penduduk asli, sebagai sekutu dalam perjuangan mereka melawan kemiskinan, rasisme, dan ketidaksetaraan.
Terpilih untuk masa jabatan lima tahun, Pedro Castillo baru menjabat selama 17 bulan ketika dia diberhentikan.
Pedro Castillo adalah presiden Peru kelima sejak 2018 yang berhasil dimakzulkan sebelum akhir masa jabatannya.
Demo Anti Pemerintah di Peru
Baca juga: Kerusuhan di Peru Memanas, Ribuan Orang Turun ke Jalan dan Bakar Gedung di Lima
Demo itu berlangsung untuk menentang pemerintah Presiden Dina Boluarte.
Wilayah Puno telah menjadi pusat protes yang pecah pada Desember 2022 ketika Presiden Pedro Castillo saat itu disingkirkan.
Sebelumnya, ia ditangkap setelah mencoba membubarkan parlemen dan pemerintahan melalui dekrit.
Lebih dari 50 orang tewas dan sekitar 1.300 orang terluka dalam bentrokan sejak saat itu, menurut ombudsman hak asasi negara.
Hampir setengah dari korban meninggal adalah anggota pasukan keamanan.
Pendukung Pedro Castillo menuntut pengunduran diri Dina Boluarte, pembubaran parlemen, pemilihan segera, dan adanya konstitusi baru.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Presiden Peru