TRIBUNNEWS.COM -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, peluang berbicara dengan Ukraina sudah tak bisa dilakukan lagi.
Pasalnya, Presiden Rusia Volodymyr Zelensky sendiri yang mengatakan hal itu.
Lavrov menyebut, Rusia tidak melihat peluang untuk berbicara dengan Ukraina mengingat posisi Kiev.
Menurut menteri luar negeri Rusia, Zelensky menyatakan bahwa dia tidak akan pernah duduk di meja perundingan dengan Putin, karena yakin bahwa Ukraina akan menang bagaimanapun caranya.
“Kami telah mengatakan bahwa kami tidak menghindari negosiasi bukan karena kami telah meminta mereka untuk bernegosiasi. Saat ini, kami tidak melihat peluang untuk mengadakan pembicaraan, tetapi kami hanya menggarisbawahi ini di tengah gelombang pernyataan tanpa henti ke efek dari 'seberapa buruk Rusia enggan untuk terlibat'," kata diplomat tinggi Rusia itu dalam sebuah wawancara dengan program urusan publik "Bolshaya Igra" ("The Great Game") di televisi Channel One.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-381: Wagner Terima Amunisi dari Moskow
Ia juga mempertanyakan keinginan Presiden Ukraina untuk menghentikan perang.
"Apakah ada yang membaca apa yang dikatakan (presiden) Zelensky? Apakah ada yang ingat dekrit yang dia tanda tangani pada bulan September yang melarang pembicaraan apa pun?," ujar diplomat top Rusia bertanya-tanya ketika dia merujuk pada penolakan Zelensky untuk bernegosiasi dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin.
Lavrov juga mempertanyakan pernyataan Direktur CIA Bill Burns karena suatu alasan mengatakan kemarin bahwa Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda mundur.
"Anda pasti sudah mendengar pernyataan terbaru Bill Burns?. Nah, apakah Zelensky menunjukkan tanda-tanda mundur?. Ternyata tidak," ujarnya Lavrov.
Menurut menteri luar negeri Rusia, Zelensky menyatakan secara bersamaan dengan Burns bahwa dia tidak akan pernah duduk di meja perundingan dengan Putin, bahwa Ukraina akan mendapatkan kemenangannya bagaimanapun caranya, dan bahwa dia memiliki sekutu di tempat lain dan tempat lain di mana dia akan memutuskan masa depan negaranya.
Kota Bakhmut Segera Jatuh
Sementara itu, pasukan Vladimir Putin yang dibantu oleh tentara bayaran Wagner terus merangsek di kota Bakhmut.
Kota ini menjadi benteng pertahanan terkuat Ukraina, sehingga jika Bakhmut jatuh ke tangan Rusia, maka pasukan Rusia akan memiliki jalan terbuka untuk merebut kota-kota utama di timur Ukraina jika mereka menguasai Bakhmut.
Zelensky menegaskan, pasukan Ukraina akan mempertahankan Kota Bakhmut yang kini terkepung.