Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pisau buatan tangan berkualitas dunia dari Fukui Jepang kini sudah mengglobal dan bahkan mulai memasuki Indonesia sejak sekitar satu dua tahun lalu, bahkan telah dijual pula di Indonesia.
"Ada yang membeli dari Indonesia dan ternyata minatnya cukup besar untuk pisau berkualitas bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan restoran saat ini," papar Presiden Ryusen Hamono Co. Ltd Koji Masutani khusus kepada Tribunnews.com sore ini (14/3/2023).
Harganya memang tidak murah sekitar 20.000 yen sebuah bahkan ada yang 450.000 yen sebuah.
"Semua itu buatan tangan bukan dari alat pabrik cetakan. Satu per satu kami buat sampai menjadi pisau yang sempurna," tekan Masutani lagi.
Buatan tangan sampai sempurna itulah memang menghasilkan pisau terbaik dunia yang pernah mendapatkan penghargaan dari berbagai tempat di dunia, termasuk desain terbaiknya.
"Kita buat pisau yang panjang itu dengan harga sekitar 450.000 yen misalnya 10 buah, biasanya 7 gagal, cacat, tidak bisa dijual. Hanya tiga yang sempurna baru bisa dijual," tekannya lagi.
Pisau panjang itu biasanya dipakai tukang ikan atau chef sushi di restoran.
Sejarah panjang Ryusen memang pantas membuatnya menjadi yang terbaik di dunia pisau-pisaunya.
Berdiri tahun 1948 oleh ayahnya bernama Masuya. Kini sebagai generasi ketiga Koji berusaha menjaga dan mengembangkan lebih luas lagi usahanya.
"Perusahaan kami berasal dari masa-masa kacau setelah Perang Dunia II, ketika kami memulai bisnis pisau pemotong, yang merupakan kunci pembuatan pisau."
Seiring dengan periode pasca-perang pertumbuhan ekonomi yang tinggi, "Pendahulu kami berkembang menjadi pabrik produksi terintegrasi, dan kami telah mengatasi banyak situasi sulit seperti guncangan minyak dan guncangan Lehman hingga hari ini."
Selama lebih dari 70 tahun ini, Ryusen Hamono adalah salah satu yang pertama mengkomersialkan baja tahan karat di area produksi, "Kami mulai di bidang pisau rumah tangga umum untuk memperluas skala produksi. Kadang-kadang, kami menabrak tembok dan terkena gelombang persaingan harga dengan area produksi lain yang memiliki teknologi produksi massal. Melalui banyak kesulitan dan coba-coba berulang kali, kami telah berubah menjadi produksi dan pengembangan "produk bernilai tambah tinggi" seperti saat ini."
Perkembangan kecerdasan buatan akan semakin mengubah dunia lebih luar biasa, dan manufaktur manusia akan menurun di era mendatang.
"Di masa depan, kami akan terus berani berpegang pada "prosedur" dan "pekerjaan tangan" tradisional yang tidak bergantung pada mesin, menikmati kebijaksanaan para pendahulu pisau Echizen (Fukui) kami yang telah diturunkan selama 700 tahun, dan memainkan peran kami dengan mewariskannya kepada generasi mendatang."
Koji ingin mengucapkan terima kasih kepada masyarakat semua pada saat ini, dan akan terus melakukan upaya lebih lanjut untuk terus menjadi perusahaan yang menciptakan produk-produk inovatif sambil melindungi industri tradisional peralatan makan Echizen.
Pisau-pisaunya telah diekspor ke berbagai negara terutama Belanda, Jerman, HongKong, Yunani, Australia, Amerika, Kanada, Swis, Spanyol, dan sebagainya.
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.