TRIBUNNEWS.COM - Topan Freddy yang membawa angin kencang dan hujan deras kembali melewati Malawi dan Mozambik, Afrika Selatan (Afsel).
Pemerintah melaporkan total korban tewas di dua wilayah tersebut akibat Topan Freddy mencapai 184 orang.
Malawi menanggung beban paling berat.
Pihak berwenang menghitung sedikitnya 99 kematian setelah tanah longsor yang menghanyutkan rumah dan penghuni yang sedang tidur.
Dikutip Al Jazeera,134 orang lainnya terluka dan 16 dilaporkan hilang.
Ibu kota komersial Malawi, Blantyre, mencatat 85 kematian.
Baca juga: Polisi Selandia Baru Lanjutkan Pencarian Korban Topan Gabrielle, 2.500 Orang Hilang Kontak
“Kami perkirakan jumlahnya akan bertambah,” kata Charles Kalemba, komisaris di Departemen Urusan Penanggulangan Bencana, dalam konferensi pers, Senin (13/3/2023).
Sementara itu, di negara tetangga Mozambik, setidaknya 10 orang tewas dan 14 luka-luka.
Institut Nasional Penanggulangan Bencana Mozambik mengatakan dampak dari pendaratan kedua badai di negara itu lebih buruk dari yang diperkirakan.
Freddy meluncur melalui Afrika Selatan pada akhir pekan untuk kedua kalinya dalam beberapa minggu.
Topan ini pertama kali dilaporkan melewati Melawi pada akhir Februari kemarin.
Menurut Organisasi Meteorologi Dunia PBB, Freddy terbentuk di lepas pantai barat laut Australia pada minggu pertama bulan Februari.
Topan Freddy diperkirakan akan menjadi siklon tropis paling lama yang pernah tercatat.
Baca juga: 3 Orang Tewas setelah Topan Gabrielle Hantam Selandia Baru, 1 Jasad Tertimbun Tanah Longsor
Freddy melintasi seluruh Samudra Hindia bagian selatan dan meledakkan Madagaskar dari 21 Februari sebelum mencapai Mozambik pada 24 Februari.