Tim penyelamat pemerintah terlambat datang, kata seorang warga yang menolak menyebutkan namanya, berlumuran lumpur, saat dia membantu upaya penyelamatan.
“Orang-orang kewalahan. Situasinya sangat sulit,” kata pengemudi ambulans Honest Chirwa, seraya menambahkan bahwa tim penyelamat tidak memiliki peralatan yang memadai.
Dikutip France24, rumah sakit pusat di Blantyre telah menerima sedikitnya 60 jenazah pada sore hari, direktur negara Doctors Without Borders (MSF) Marion Pechayre mengatakan kepada Reuters melalui telepon.
Ia menambahkan bahwa sekitar 200 orang terluka sedang dirawat di rumah sakit.
Kotapraja yang miskin itu dilanda badai dahsyat, yang memicu banjir dan tanah longsor yang menyapu rumah-rumah dan menguburkan penghuninya.
Juru bicara kepolisian Peter Kalaya mengatakan kepada Reuters bahwa tim penyelamat telah mencari orang-orang di Chilobwe dan Ndirande.
Ini merupakan dua kota yang paling parah terkena dampak di Blantyre, kota terbesar kedua di negara itu.
Saat hujan turun pada Senin (13/3/2023) banyak penduduk terpaksa menlewati hari itu tanpa listrik.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)