News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Militer Myanmar Bantah Lakukan Genosida di Kompleks Biara Buddha yang Tewaskan 22 Orang

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi kompleks biara Buddha, desa Nam Nein, Negara Bagian Shan, Myanmar, setelah penembakan massal pada Sabtu (11/3/2023). Militer Myanmar membantah melakukan penembakan massal terhadap warga sipil.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah militer Myanmar membantah melakukan pembunuhan massal terhadap warga sipil di kompleks biara Buddha, desa Nam Nein, Negara Bagian Shan, Myanmar.

Juru bicara Dewan Militer Myanmar, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, mengatakan kekerasan tersebut diprakarsai oleh pasukan perlawanan dan milisi yang menyergap pasukan tentara.

Mereka kemudian memasuki desa tempat pertempuran berlanjut.

Ia mengatakan, Partai Progresif Nasional Karenni (milisi minoritas anti-militer Myanmar) bersama sekutunya (Pasukan Pertahanan Nasionalitas Karenni dan Pasukan Pertahanan Rakyat), telah mengancam wilayah itu.

“Ketika (para) kelompok teroris melepaskan tembakan dengan keras, terlihat bahwa beberapa penduduk desa tewas dan terluka,” katanya dalam wawancara dengan Global New Light of Myanmar, Selasa (14/3/2023).

Zaw Min Tun mengatakan, tentara hanya melakukan serangan balik terhadap tiga kelompok perlawanan.

Baca juga: Militer Myanmar Semakin Brutal, Belasan Warga Sipil Dibantai

Militer Myanmar juga membantah laporan yang menyebut tentara Myanmar bertanggung jawab atas pembunuhan penduduk desa.

Kronologi

Pasukan Pertahanan Kebangsaan Karenni (KNDF) yang anti-pemerintah, mengunggah foto-foto dan video di lokasi kejadian di desa Nam Neim.

Kejadian itu terjadi pada Sabtu (11/3/2023), namun dipublikasikan pada hari Minggu (12/3/2023).

Terlihat para korban tergeletak di tanah dengan berlumuran darah.

Selain itu, terlihat banyak bekas penembakan peluru di dinding, dikutip dari AP News.

Sejumlah 22 orang meninggal dunia dengan luka tembak.

Tiga di antara korban jiwa itu adalah biksu dan seorang wanita.

Panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing berdiri di dalam mobil saat dia mengawasi pertunjukan militer di lapangan parade untuk menandai Hari Kemerdekaan negara itu di Naypyidaw pada 4 Januari 2023. Junta Myanmar mengumumkan amnesti bagi 7.000 tahanan untuk menandai Hari Kemerdekaan pada 4 Januari setelah unjuk kekuatan di ibu kota, beberapa hari setelah meningkatnya hukuman penjara tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi menjadi 33 tahun. (STR/AFP)

Baca juga: Pertemuan Menlu AS dan Menlu RI di India Bahas ASEAN, Afghanistan Hingga Myanmar

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini