TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disebut-sebut sedang mempersiapkan pasukannya untuk melakukan serangan besar-besaran ke pihak Rusia.
Dibantu oleh negara-negara penyokongnya yang tergabung dalam NATO, Kiev berniat untuk melakukan "serangan musim semi" perebutan kembali wilayah yang telah dikuasai oleh tentara Vladimir Putin.
Surat kabar asal Jerman, Bild menyebut bahwa konflik Rusia vs Ukraina saat ini sedang mendekati periode yang menentukan.
Baca juga: Dunia Hari Ini: Abaikan Perintah Penangkapan, Putin Kunjungi Daerah Dudukan Rusia di Ukraina
Mengutip sumber dari NATO disebutkan bahwa pakta pertahanan tersebut menyediakan semua yang dibutuhkan Ukraina untuk memutuskan apa yang disebut 'jembatan darat' ke Krimea.
Dalam sebuah laporan pada hari Selasa, Bild mengutip seorang pejabat "pemimpin" NATO yang menyatakan bahwa analis aliansi tersebut mengharapkan konflik mencapai klimaks pada musim semi dan musim panas.
Pejabat itu menyatakan keyakinannya bahwa persenjataan berat yang dikirim ke Ukraina akan dibawa ke beberapa serangan balasan paling cepat Mei.
“Enam bulan mendatang akan menjadi periode kunci dalam perang tidak hanya untuk Ukraina, tetapi juga untuk sekutu,” prediksi sumber yang tidak disebutkan namanya itu.
Meski menolak merinci operasi yang direncanakan, pejabat itu menegaskan bahwa pasukan Ukraina akan memfokuskan upaya mereka di wilayah Zaporozhye dan Lugansk.
Tujuan utama dari serangan itu adalah untuk “memutuskan jembatan darat ke Krimea,” sumber NATO menambahkan.
Pejabat itu mengklaim bahwa Ukraina kemungkinan akan melakukan serangan balasan di wilayah lain juga, yang akan asli atau hanya berfungsi sebagai gangguan untuk menyibukkan militer Rusia.
Menurut laporan Bild, NATO tidak mengesampingkan skenario di mana Ukraina akan berusaha merebut kembali Krimea, yang bergabung dengan Rusia pada 2014 setelah referendum.
“Kiev berhak merebut kembali semua wilayah Ukraina,” pejabat itu bersikeras.
Dalam upaya untuk memastikan serangan baru berhasil, para pendukung Kiev dilaporkan menyediakannya dengan data intelijen serta pelatihan, dukungan logistik, dan senjata.
Berbicara kepada surat kabar Polandia Rzeczpospolita pada hari Senin, Presiden Ceko Petr Pavel mengatakan bahwa "jendela peluang" untuk Ukraina hanya akan terbuka hingga akhir tahun ini.
Baca juga: Dunia Hari Ini: Abaikan Perintah Penangkapan, Putin Kunjungi Daerah Dudukan Rusia di Ukraina