News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Trending

IMF Berikan Bantuan Rp 238 Triliun untuk Ukraina Bangun Kembali Infrastruktur

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. - Pinjaman pertama IMF ke negara yang sedang berperang diharapkan akan disetujui dalam beberapa minggu mendatang.

TRIBUNNEWS.COM - Dana Moneter Internasional (IMF) sepakat memberikan bantuan keuangan untuk Ukraina senilai 15,6 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 238 triliun.

Dikutip dari BBC, jika paket bantuan tersebut sudah selesai diratifikasi, Ukraina akan menjadi negara pertama yang menerima dukungan keuangan ketika sedang berperang.

Al Jazeera melaporkan, dewan eksekutifnya diperkirakan akan membahas persetujuan dalam beberapa minggu mendatang.

Dana dari IMF juga akan menjadi satu paket bantuan terbesar yang diterima Ukraina sejak invasi militer Rusia.

IMF baru-baru ini mengubah aturan untuk mengizinkan pinjaman ke negara-negara yang menghadapi "ketidakpastian yang sangat tinggi".

"Invasi Rusia ke Ukraina terus berdampak buruk pada ekonomi: aktivitas menyusut hingga 30 persen pada 2022, sebagian besar stok modal telah dihancurkan, dan tingkat kemiskinan telah meningkat," kata pejabat IMF Gavin Gray dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Perbaikan Ekonomi, Sri Lanka Dapat Bantuan 3 Miliar Dolar AS dari IMF

"Program ini telah dirancang sejalan dengan kebijakan dana baru tentang pinjaman di bawah ketidakpastian yang sangat tinggi, dan jaminan pembiayaan yang kuat diharapkan dari para donor, termasuk G7 dan UE."

Gray juga mengatakan perjanjian itu akan "memobilisasi pembiayaan konsesi skala besar" untuk Ukraina dari donor dan mitra internasional, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pendanaan masih harus disetujui oleh dewan eksekutif IMF.

IMF mengharapkan ekonomi Ukraina mencatat sedikit kontraksi atau pertumbuhan tahun ini.

Kerusakan infrastruktur kritis

Pemberi pinjaman global itu mengatakan perjanjian itu diharapkan membantu melepaskan pembiayaan skala besar untuk Ukraina dari donor dan mitra internasional, tetapi tidak memberikan rincian.

Baca juga: IMF: Kehadiran Kripto Bisa Picu Krisis Likuiditas di Perbankan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (ZelenskyyUa)

Biasanya pinjaman IMF membuka dukungan dari Bank Dunia dan pemberi pinjaman lainnya.

Perhitungan di masa lalu memperkirakan biaya rekonstruksi mencapai ratusan miliar dolar.

"Pemulihan ekonomi secara bertahap diharapkan selama kuartal mendatang karena aktivitas pulih dari kerusakan parah pada infrastruktur kritis, meskipun hambatan tetap ada, termasuk risiko eskalasi lebih lanjut dalam konflik," kata Gray.

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal memuji kesepakatan tersebut dan berterima kasih kepada IMF atas dukungannya.

Reaksi Amerika

Dikutip Arab News, Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina bulan lalu, menyambut baik kesepakatan itu setelah berbulan-bulan mendorong IMF untuk bergerak maju dengan paket pembiayaan baru untuk Ukraina.

Baca juga: India Dapat Dukungan dari IMF dan Amerika Serikat Terkait Regulasi Mata Uang Kripto

“Program IMF yang ambisius dan dikondisikan dengan tepat sangat penting untuk mendukung upaya reformasi Ukraina, termasuk untuk memperkuat tata kelola yang baik dan mengatasi risiko korupsi, dan memberikan dukungan keuangan yang sangat dibutuhkan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Amerika Serikat adalah pemegang saham terbesar IMF.

Dikutip Guardian, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bantuan militer AS hampir setengah miliar dolar lagi ke Ukraina pada Februari.

Itu di luar $112 miliar yang disetujui oleh Kongres pada tahun 2022.

Sementara sekutu barat telah mencoba membuat narasi tentang jalan menuju pemulihan ekonomi di Ukraina yang merdeka, Putin juga mencoba mengklaim upaya pembangunan kembali.

Pemimpin Rusia itu melakukan kunjungan mendadak ke kota pelabuhan Mariupol di Ukraina yang diduduki pada Sabtu dan diberikan laporan tentang pekerjaan rekonstruksi di kota itu, menurut kantor berita Tass.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini