PBB mengatakan Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban adalah "negara paling represif di dunia" untuk hak-hak perempuan.
Misi Bantuan PBB ke Afghanistan (UNAMA) mendesak pihak berwenang pada hari Selasa untuk mencabut larangan pendidikan anak perempuan.
Baca juga: Masih Jadi Negara Endemik Polio, Kemenkes Taliban Luncurkan Program Vaksinasi Tahunan di Afghanistan
“UNAMA menegaskan kembali seruannya kepada otoritas de facto untuk membalikkan semua kebijakan diskriminatif terhadap perempuan dan anak perempuan,” kata misi itu di Twitter.
“Mereka tidak hanya menghalangi aspirasi setengah dari populasi tetapi juga menyebabkan kerusakan besar di Afghanistan.”
Larangan itu menghentikan kemajuan selama dua dekade di mana tingkat melek huruf di kalangan perempuan hampir dua kali lipat.
Jumlah anak perempuan di sekolah meningkat hampir 20 kali lipat sejak tahun 2001, dari hanya 5.000 menjadi lebih dari 100.000 pada tahun 2021.
Sejauh ini belum ada negara yang secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa sah Afghanistan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)