Pada tahun 2018, CNBC melaporkan bahwa umat Islam di Islandia pernah melalui berpuasa dengan durasi lebih dari 21 jam, melansir dari The Peninsula Qatar.
Ini terjadi karena Islandia berdekatan dengan kutub utara dunia, sehingga Matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Fenomena yang membuat matahari tak pernah sepenuhnya tenggelam.
Di musim panas matahari bersinar menyinari Inflasi selama 18 sampai 21 jam namun di musim dingin matahari hanya muncul selama 4 hingga 5 jam sehari.
Meski para ulama dunia sepakat untuk memangkas durasi puasa umat Islansi dengan mengikuti durasi puasa waktu Arab Saudi. Namun direktur Yayasan Islam Islandia melaporkan kepada CNBC International bahwa komunitas Muslim di negara itu memilih untuk berpuasa sesuai dengan waktu negaranya yakni selama 21 jam.
Berpuasa di Tengah Krisis Kelaparan
Melonjaknya harga pangan di Yaman membuat jutaan warga negara ini terancam menghadapi kelaparan massal, tak terkecuali umat muslim Yaman.
Bencana pandemi covid -19 ditambah dengan krisis di pasar global akibat perang, belakangan telah memukul perekonomian Yaman dan membuat laju inflasi melesat lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Sayangnya lonjakan harga tak diimbangi dengan kenaikan upah, alasan ini yang membuat warga menggantungkan kebutuhan pangan lewat acara-acara amal. Hingga sebagian besar warga Yaman mengalami kelaparan dan kekurangan gizi.
“Kami berpuasa setiap hari sepanjang tahun sekarang. Tidak ada perbedaan antara bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya, untuk bertahan kami harus mencari sampah sampah,” kata Afrah, seorang ibu Yaman berusia 34 tahun.
Ramadan Dirayakan 2 Kali
Hari raya Idul Fitri umumnya terjadi satu tahun sekali. Namun, pada tahun 2030, umat Islam akan merayakan bulan Ramadhan dan Idul Fitri dua kali.
Baca juga: Jadwal Buka Puasa Ramadhan 2023 di Kota Ambon, Jumat 24 Maret 2023
Dalam pemaparan astronom Saudi Dr. Khaled Alzaaq dijelaskan dalam Ramadan 451H hijriah yang jatuh di tahun 2030 akan ada tiga perayaan hari raya umat Islam, yakni dua kali bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, serta satu kali idul Adha.
Fenomena ini sebelumnya sudah pernah terjadi tepatnya pada 30 tahun silam, hal itu dikarenakan perbedaan kalender Hijriah Islam dan kalender Masehi.
Untuk kalender Hijriah Islam didasarkan pada siklus Bulan, sementara kalender Masehi berdasarkan perjalanan bumi mengelilingi matahari. Siklus yang berlangsung terus menerus tersebut membuat bulan puasa pun akan semakin maju setiap tahunnya. Sehingga Ramadan dapat hadir dua kali dalam satu tahun.