News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Coona

Populasi Kota Shanghai Menyusut Pasca Lockdown Covid-19

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Populasi warga kota Shanghai turun pasca penguncian ketat Covid-19 oleh Pemerintah China.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Kota bisnis Shanghai di China mengalami penurunan populasi pada 2022 setelah pemberlakuan penguncian ketat (lockdown) Covid-19.

Data yang diterbitkan oleh Biro Statistik Shanghai pada Selasa (28/3/2023), menunjukkan kota terbesar kedua di China itu memiliki 24,76 juta orang tahun lalu, dibandingkan dengan 24,89 juta orang pada 2021.

“Tingkat kelahiran di Shanghai turun menjadi 4,4 per 1.000 orang dari 4,7 tahun sebelumnya, sementara tingkat kematiannya meningkat menjadi 6,0 per 1.000 orang dari 5,6 karena populasi yang menua dengan cepat,” kata Biro Statistik Shanghai.

“Sekitar 18,7 persen populasi Shanghai berusia lebih dari 65 tahun, di atas rata-rata nasional sebesar 14,9 persen,” imbuhnya.

Selain Kota Shanghai, ibukota Beijing  juga mengalami penurunan populasi pada tahun lalu sejalan dengan tren nasional.

Populasi penduduk China turun tahun lalu untuk pertama kalinya dalam enam dekade, terbebani oleh meningkatnya biaya hidup terutama di pusat kota yang besar dan luas, pertumbuhan ekonomi yang lemah, dan perubahan sikap dalam membesarkan keluarga.

Sekitar 60 persen orang yang tinggal di Shanghai mengatakan mereka hanya menginginkan satu anak atau tidak sama sekali, menurut survei resmi oleh biro tersebut.

Sementara itu, lebih dari 28 persen penduduk Shanghai yang disurvei mengatakan mereka tidak berencana menambah anak karena tingginya biaya pengasuhan anak.

Baca juga: Dokter Senior di China Sebut 70 Persen Penduduk Shanghai Terinfeksi Covid-19

Banyak wanita di Shanghai menunda memiliki anak selama penguncian Covid-19 yang ketat pada April dan Mei tahun lalu, yang menurut para ahli demografi dapat merusak keinginan mereka untuk memiliki anak.

Baca juga: Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Penduduk Shanghai dan Beijing Mulai Kembali ke Kantor

Prihatin dengan penyusutan populasi China, penasihat politik pemerintah telah membuat lebih dari 20 rekomendasi untuk meningkatkan angka kelahiran, meskipun para ahli mengatakan cara terbaik yang bisa mereka lakukan adalah memperlambat penurunan populasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini