TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan kunjungan ke Beijing, China, pada Rabu (5/4/2023) hingga Jumat (7/4/2023).
Kunjungan Presiden Emmanuel Macron bertujuan untuk membahas penyelesaian perang Rusia Ukraina dengan melibatkan China.
Selain itu, Presiden Prancis itu juga membahas hubungan dengan China sebagai mitra dagang.
Presiden Emmanuel Macron terakhir mengunjungi China pada 2019.
Dalam kunjungan ini, Presiden Emmanuel Macron ditemani oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dikutip dari Deutsche Welle.
Baca juga: China Siap Manfaatkan Kunjungan Macron untuk Tingkatkan Stabilitas Global
Sebelum kunjungannya, Ursula con der Leyen, mengatakan dalam pidatonya soal kedekatan China dengan Rusia, yang dapat menjadi penentu keamanan UE dan China.
"Bagaimana China berinteraksi dengan perang Putin akan menjadi faktor penentu hubungan UE-China," katanya.
Perdamaian Rusia dan Ukraina
Presiden Emmanuel Macron mengatakan, Eropa harus mempertahankan hubungan dengan China, terutama karena posisinya sebagai sekutu Rusia.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah peran Eropa yang melibatkan China demi menjembatani perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
"Kita harus mengurangi risiko industri kita, tapi kita tidak boleh memisahkan dan memisahkan diri kita sendiri," kata Presiden Emmanuel Macron, dikutip dari France24.
Presiden Prancis itu juga menyoroti, China dapat memainkan peran utama dalam menemukan jalan menuju perdamaian di Ukraina.
"China, dengan hubungan dekatnya dengan Rusia, yang telah ditegaskan kembali dalam beberapa hari terakhir, dapat memainkan peran utama," lanjutnya.
Dalam pidatonya kepada warga Prancis di Beijing, Presiden Emmanuel Macron mengatakan Prancis akan terlibat dalam tanggung jawab bersama untuk perdamaian dan stabilitas.
Ia mengatakan, Prancis sejak awal konflik telah membantu Ukraina.
"Kami juga telah memperjelas, siapa pun yang membantu agresor akan menjadi kaki tangan yang melanggar hukum intrenasional," katanya.
Presiden Emmanuel Macron juga akan melakukan pertemuan dan makan malam kenegaraan dengan Presiden China Xi Jinping bersama dengan von der Leyen.
Baca juga: Aksi Protes Reformasi Pensiun Macron Meluas, Museum Louvre Ditutup
Perdagangan China dan Prancis
Selanjutnya, Presiden Emmanuel Macron akan membahas soal perdagangan dengan China.
Perang di Ukraina membuat perdagangan dunia menjadi sulit.
Orang nomor satu di Prancis itu juga membahas soal iklim.
Baca juga: Ursula von der Leyen Jelaskan Posisi Uni Eropa terhadap Cina
Rangkaian Kunjungan Presiden Prancis di China
Setelah pertemuan itu, Presiden Emmanuel Macron rencananya akan bertemu dengan Ketua Kongres Rakyat Nasional China, Zhao Leji dan Perdana Menteri China, Li Qiang pada Kamis (6/4/2023).
Kemudian, pada Jumat (7/4/2023), Presiden Xi Jinping dan delegasi politisi top, pemimpin bisnis, dan selebritas akan menemani Presiden Emmanuel Macron dalam perjalanan ke selatan Guangzhou, tempat kapal Prancis pertama mencapai pantai China pada abad ke-17.
Ia juga akan mengunjungi Universitas Sun Yat-Sen dan menjawab pertanyaan dari ribuan mahasiswa yang hadir di sana.
Di hari yang sama, Presiden Emmanuel Macron akan menghadiri makan malam pribadi dan upacara minum teh bersama Presiden Xi Jinping, lalu bertemu investor China.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina