Ia juga mendukung kelompok yang dianggap organisasi teroris oleh Israel dan AS.
Ia sudah didakwa lebih dari 50 kali atas tuduhan menghasut kekerasan atau ujaran kebencian.
Baca juga: Bela Palestina, Arab Saudi Kutuk Serangan Israel di Masjid Al-Aqsa dan Tangkap Sejumlah Jamaah
Sementara itu, kantor kepala polisi Kobi Shabtai mengatakan pernyataan itu diambil di luar konteks dari percakapan pribadi.
Mereka menyatakan keterkejutannya bahwa percakapan itu bocor.
Namun, mereka tidak berusaha mencabut pernyataan Shabtai atau meminta maaf.
"Polisi terkejut bahwa menteri dan stafnya merekam percakapan pribadi antara menteri dan kepala polisi,” kata pernyataan itu.
"Polisi juga marah karena ada hal-hal yang diambil di luar konteks dalam percakapan yang berhubungan dengan pola perilaku dalam masyarakat Arab yang tidak mengungkapkan identitas para pembunuh bahkan ketika diketahui kerabat para korban."
"Perilaku ini meragukan niat polisi untuk melapor kepada menteri tanpa takut pengungkapan sumber dan distorsi percakapan," kata polisi.
Komentar tersebut memicu kemarahan, anggota partai oposisi menyerukan pengunduran diri Shabtai.
Ayman Odeh, ketua partai Joint List, mengatakan:
“Jumlah warga Palestina yang tewas dalam insiden kriminal di Israel tujuh kali lebih tinggi daripada jumlah warga Palestina yang terbunuh dalam insiden kriminal di Tepi Barat, Gaza, dan Yordania."
“Ini bukan sifat orang Palestina, itu sifat pendirian rasis,” katanya, menambahkan bahwa komisaris rasis seperti Shabtai harus dipecat.
Mansour Abbas, wakil ketua Knesset dan ketua United Arab List, mengatakan komisaris harus meminta maaf dan mencabut komentar jahatnya tentang masyarakat Arab dan perdana menteri harus mengutuk pernyataan tersebut.
“Saya mengharapkan komisaris polisi untuk mencabut pernyataannya tentang masyarakat Arab dan meminta maaf kepada publik Arab atau mengundurkan diri dari jabatannya,” katanya.