TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih memperkirakan lebih dari 20.000 pejuang Rusia telah tewas dalam pertempuran untuk kota Bakhmut Ukraina dalam lima bulan terakhir.
Dikutip BBC, sebanyak 80.000 lainnya terluka, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby pada Senin (1/5/2023), mengutip intelijen yang baru dibuka.
Setengah dari korban tewas berasal dari perusahaan tentara bayaran swasta Wagner, kata AS.
Jika akurat, jumlah korban Rusia melebihi populasi sebelum perang kota timur sekitar 70.000.
Dia tidak merinci bagaimana komunitas intelijen mendapatkan angka tersebut, lapor Al Jazeera.
Moskow telah mencoba merebut Bakhmut sejak tahun lalu dalam perang gesekan yang sengit.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-433, AS: Moskow Catat 100.000 Korban dalam 5 Bulan Pertempuran
Pertempuran untuk kota kecil - di mana hanya beberapa ribu warga sipil yang tersisa - telah menjadi sangat penting secara simbolis bagi kedua belah pihak.
Pejabat Ukraina juga mengatakan mereka menggunakan pertempuran itu untuk membunuh sebanyak mungkin pasukan Rusia dan menghabiskan cadangannya.
Namun, sekarang Ukraina hanya menguasai sebagian kecil dari kota.
"Upaya serangan Rusia di Donbas sebagian besar melalui Bakhmut telah gagal," kata Kirby kepada wartawan, dikutip Guardian.
"Rusia tidak dapat merebut wilayah strategis dan signifikan yang nyata."
"Kami memperkirakan Rusia telah menderita lebih dari 100.000 korban, termasuk lebih dari 20.000 tewas dalam aksi," tambahnya.
Baca juga: Populer Internasional: Rudal Rusia Hantam Fasilitas Militer Ukraina - Jepang Legalkan Pil Aborsi
Korban di Bakhmut menyumbang kerugian sejak awal Desember, menurut angka AS.
"Intinya adalah upaya ofensif Rusia telah menjadi bumerang setelah pertempuran berbulan-bulan dan kerugian luar biasa," kata Kirby.