Sumber Jihad Islam mengatakan Adnan adalah salah satu pemimpin politiknya.
Faksi tersebut memiliki kehadiran terbatas di Tepi Barat tetapi merupakan kelompok bersenjata paling kuat kedua di Gaza yang dikuasai Hamas.
Baca juga: Megawati Angkat Bicara Penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U20, Singgung Elektabilitas Ganjar
Lina Qasem-Hassan dari Dokter untuk Hak Asasi Manusia di Israel mengatakan ia melihat Adnan terakhir kali pada 23 April 2023.
Berat badan Adnan turun 40kg dan mengalami kesulitan bernapas tetapi sadar.
"Kematiannya seharusnya bisa dihindari," klaim Qasem Hassan.
Qasem Hassan mengatakan beberapa rumah sakit Israel telah menolak untuk menerima Adnan setelah sempat ke ruang gawat darurat mereka.
Layanan Penjara mengatakan rawat inap bukanlah pilihan karena Adnan telah menolak "pemeriksaan awal".
Rentetan roket ditembakkan hampir sebulan setelah baku tembak lintas batas antara Israel dan Gaza, setelah serangan polisi Israel di kompleks masjid al-Aqsa saat bulan suci Ramadhan.
"Pertarungan kami berlanjut dan musuh akan menyadari sekali lagi bahwa kejahatannya tidak akan berlalu tanpa tanggapan," ujar Jihad Islam, yang mengkhotbahkan kehancuran Israel, dalam sebuah pernyataan.
Layanan ambulans Israel mengatakan seorang warga negara asing berusia 25 tahun menderita luka pecahan peluru serius di sebuah lokasi konstruksi di kota selatan Sderot, tetapi tidak ada cedera besar lainnya yang dilaporkan.
Israel mengatakan pihaknya membatalkan latihan militer yang telah direncanakan untuk pinggiran Gaza "berdasarkan penilaian situasional".
Israel juga menempatkan staf di penjara keamanan dalam kewaspadaan tinggi.
Di Tepi Barat, pihak berwenang Israel mengatakan seorang pria terluka dalam penembakan di dekat pemukiman Yahudi.
Menurut Asosiasi Tahanan Palestina, Adnan telah ditangkap oleh Israel sebanyak 12 kali.