"Ini menjijikan dan berlebihan," kata Kevin John (57), salesman dari Devon yang juga berdemo.
"Ini juga sangat kontraproduktif oleh polisi karena semua yang telah dilakukannya adalah menciptakan publisitas yang sangat besar bagi kami. Ini benar-benar gila," lanjutnya.
Polisi tidak mengonfirmasi penangkapan Graham Smith.
Mereka mengatakan, penangkapan 52 orang ini karena yakin demonstran akan berusaha merusak monumen publik dengan cat dan mengganggu gerakan resmi.
"Semua orang ini tetap dalam tahanan," kata Findlay.
Kelompok Republik mengatakan ratusan plakat mereka telah disita.
Baca juga: Profil dan Fakta-fakta Raja Charles III, Berusia 74 Tahun saat Naik Takhta
Demo di Sejumlah Kota
Selain London, protes juga terjadi di sejumlah kota lain, seperti Glasglow di Skotlandia dan Cardiss di Wales.
Spanduk-spanduk yang digunakan, bertuliskan, "Abolish the monarchy, feed the people (hapus monarki, beri makan rakyat)".
Di media sosial, banyak yang membandingkan krisis biaya hidup di Inggris Raya dengan kemegahan dan arak-arakan yang dipamerkan di penobatan.
Kerajaan Inggris telah melihat pengunjuk rasa sepanjang hidup mereka dan terbiasa dengan demonstrasi.
"Dia (Raja Charles III), menurut saya, adalah seorang demokrat sejati yang percaya pada kebebasan berbicara," kata Christopher Wilson, penulis biografi kerajaan.
Meski pengunjuk rasa adalah minoritas dibandingkan puluhan ribu orang yang mendukung penobatan Raja Charles III, jajak pendapat menunjukkan dukungan untuk monarki menurun dan paling lemah di kalangan anak muda.
Di kerajaan Eropa lainnya, menunjukkan skala dan pentingnya jauh berkurang, namun Inggris masih jauh lebih unggul.
Di Inggris, mayoritas penduduk masih menginginkan keluarga Kerajaan, meski dukungannya menurun.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Royal Family