Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TEXAS - Mauricio Garcia, pria bersenjata yang melepaskan tembakan di Mal Allen, negara bagian Texas, Amerika Serikat (AS) pada Sabtu lalu, kemungkinan memiliki motivasi yang didukung keyakinan ekstremis dan 'supremasi kulit putih'.
Pernyataan ini disampaikan sumber penegak hukum yang mengklaim pada hari Minggu.
Baca juga: Aksi Penembakan Massal di Mal Texas Renggut Delapan Nyawa
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (9/5/2023), pria berusia 33 tahun itu menggunakan senapan tipe AR-15 untuk membunuh delapan orang dan melukai tujuh lainnya di Allen Premium Outlets, sebelum akhirnya seorang polisi menembak dan membunuhnya.
Sumber penegak hukum setempat mengatakan bahwa Garcia 'mungkin memiliki keyakinan supremasi kulit putih atau neo-Nazi'.
Ini merujuk pada akun media sosial yang diduga milik pelaku, akun tersebut berisi konten ekstensif yang mendukung ideologi ekstremis kekerasan.
Namun tidak ada tautan atau gambar dari profil tersebut yang telah direproduksi untuk tampilan publik.
Juga tidak jelas apakah itu benar-benar milik pelaku, karena akun itu tidak memiliki 'friends' atau 'like' yang mengikat mereka dengan anggota keluarga atau kenalan manapun.
Banyak juga yang mempertanyakan mengapa Garcia, seorang pria Hispanik yang memiliki orang tua tidak bisa berbahasa Inggris, mendukung keyakinan supremasi kulit putih.
Emblem di rompi taktis Garcia yang bertuliskan huruf RWDS telah ditafsirkan sebagai 'Pasukan Kematian Sayap Kanan', yang diduga merupakan akronim yang umum digunakan di kalangan kelompok ekstremis.
Baca juga: Mobil Tabrak Kerumunan Imigran di Halte Bus di Texas, 7 Orang Tewas dan 10 Terluka
Sumber yang sama mengklaim Garcia dipersenjatai dengan banyak senjata dan memiliki lima senjata lainnya di mobilnya, dan ia dilengkapi pula dengan tujuh magasin senapan.
Jaksa Agung Texas Ken Paxton mempertanyakan karakterisasi penembak sebagai 'supremasi kulit putih' atau 'neo-Nazi'.
Sebuah tato di tangan Garcia diyakini menunjukkan logo City of Dallas, yang menurut sumber penegak hukum Newsmax kemungkinan mengindikasikan potensi keterlibatan geng, khususnya geng penjara bernama Puro Tango Blast.
Namun, Garcia tidak memiliki sejarah kriminal yang signifikan dan diyakini tidak pernah menghabiskan waktunya di penjara.