TRIBUNNEWS.COM – Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengungkap bahwa Ukraina tengah mengincar dua pembangkit listrik di Rusia untuk dihancurkan.
Hal tersebut diketahui setelah penangkapan terhadap sekelompok bersenjata Ukraina yang dituding sebagai teroris di wilayah Rusia.
Penangkapan terjadi pada 9 Mei 2023, saat Vladimir Putin dengan warganya merayakan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman.
Baca juga: Pemimpin Kelompok Tentara Bayaran Wagner Rusia Akui Perang Ukraina Telah Menjadi Bumerang
Dalam pernyataannya seperti dikutip Russia Today, Kamis (25/5/2023) para tersangka bermaksud meledakkan lebih dari 30 tiang kabel tegangan tinggi yang menghubungkan ke pembangkit listrik tenaga nuklir, tetapi tidak dapat memenuhi tugas mereka.
Dalam pernyataan itu sebelum ditahan, para agen Ukraina dapat meledakkan satu dan menambang empat menara transmisi lainnya di saluran listrik yang mengarah ke pembangkit nuklir Leningrad dekat St Petersburg, dan menempatkan alat peledak improvisasi di tiang yang terhubung ke pembangkit listrik tenaga nuklir Kalinin di wilayah Tver, 350km barat laut Moskow.
Badan Intelijen Asing Ukraina, yang menurut FSB berada di belakang plot tersebut, berharap bahwa sabotase "akan menyebabkan penutupan reaktor nuklir, gangguan operasi rutin pembangkit listrik tenaga nuklir, dan memberikan kerusakan ekonomi dan reputasi yang serius ke Rusia," pernyataan itu diklaim.
FSB mengatakan dua warga negara Ukraina ditangkap, sementara satu lagi, yang diyakini berada di Belgia, dimasukkan dalam daftar orang yang dicari.
Ketiga pria itu direkrut oleh intelijen Ukraina pada September tahun lalu dan menjalani pelatihan di kamp-kamp di Wilayah Kiev dan Nikolaev di Ukraina.
Mereka secara ilegal menyeberang ke Rusia di Wilayah Pskov dari Belarusia, yang mereka masuki dari Polandia, kata badan tersebut.
Operasi Rusia menemukan tempat persembunyian yang disiapkan oleh para tersangka, berisi 36,5 kg bahan peledak plastik C-4, 61 detonator listrik buatan luar negeri, 38 pengatur waktu elektronik, dan dua pistol Makarov dengan amunisi, kata pernyataan itu.
Baca juga: Rusia-China Kian Harmonis, Jalin Kerja Sama Energi Terbarukan Bersama
Dua warga Rusia, yang dituduh menyediakan sarana komunikasi dan kendaraan dengan pelat nomor palsu kepada penyabot Ukraina, juga ditahan, tambah FBS.
Serangan Balik di Belgorod
Pernyataan tersebut menyusul serangan balik Ukraina yang menyasar wilayah Rusia dan berhasil ditangkis oleh operasi kontra-teroris di perbatasan Rusia-Ukraina di Belgorod Oblast, Rusia, pada Selasa (23/5/2023).
Mereka mengatakan, angkatan udara Rusia mengerahkan jet dan artileri dalam operasi itu.