TRIBUNNEWS.COM – Militer Ukraina ‘ngebet’ habisi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pemimpin negeri beruang merah itu menjadi sasaran utama target pembunuhan militer Ukraina, setelah Rusia menginvasi negeri tersebut.
Vadim Skibitsky wakil kepala badan intelijen Ukraina mengungkapkan, selain Putin, target-target ‘pemusnahan’ tersebut antara lain para komandan militer Rusia.
Baca juga: Profil USS Gerald R. Ford, Kapal Induk Terbesar di Dunia yang Dipakai AS untuk Gertak Rusia
Bos perusahaan tentara bayaran, Grup Wagner, Yevgeny Prighozhin menjadi sasaran nomor dua Ukraina.
Berbicara kepada outlet media Die Welt Jerman pada hari Rabu, Skibitsky ditanya apakah dinasnya mencoba membunuh kepala negara Rusia.
Pejabat Ukraina itu menjawab dengan mengatakan bahwa Presiden Putin "memperhatikan bahwa kita semakin dekat dengannya."
Menurut Skibitsky, dinas intelijen Ukraina telah gagal membunuh Putin karena dia "tetap bersembunyi", tetapi menambahkan bahwa panglima tertinggi Rusia "sekarang mulai menjulurkan kepalanya."
Namun, ketika dia muncul di depan umum, badan intelijen "tidak yakin apakah itu benar-benar dia," Skibitsky bersikeras.
Dia menambahkan bahwa bawahannya "berusaha membunuh" Yevgeny Prighozhin, kepala perusahaan militer swasta Wagner.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov juga telah ditandai untuk dimusnahkan oleh dinas intelijen Ukraina, klaim wakil kepala.
Baca juga: Acuhkan Kritik Barat, Cina-Rusia Tanda Tangani Kerja Sama Ekonomi
Ketika ditanya apakah Kiev berada di balik pembunuhan jurnalis dan aktivis Darya Dugina Agustus lalu dan blogger militer Vladlen Tatarsky pada akhir April, serta percobaan pembunuhan penulis Zakhar Prilepin awal bulan ini, Skibitsky mengklaim bahwa ini adalah 'pekerjaan orang dalam'.
Pejabat Ukraina itu juga menuduh bahwa berbagai kelompok dalam elit Rusia saling bertarung untuk memperebutkan kekuasaan.
Skibitsky menambahkan bahwa “propaganda” Rusia bukanlah target prioritas utama untuk dinasnya dibandingkan dengan komandan unit militer Rusia.
Dia mengklaim bahwa Kiev telah berhasil membunuh beberapa petinggi ini tetapi menolak memberikan nama atau nomor.