Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Kecelakaan maut yang melibatkan kereta Coromandel Bengaluru-Howrah Express dengan kereta barang telah terjadi stasiun Bahanaga, distrik Balasore India Timur pada Jumat (2/6/2023), pukul 19.00 waktu setempat.
Dalam insiden nahas itu, sebanyak 288 orang dinyatakan tewas, sementara 1.000 orang dilaporkan mengalami luka-luka dan masih dalam perawatan intensif.
Salah satu penumpang kereta yang selamat, Vandana Kaleda menceritakan kesaksiannya ketika kecelakaan kereta terjadi. Dengan mata berkaca – kaca Kaleda bercerita bahwa dirinya merasakan guncangan keras saat kereta yang ditumpangi keluar dari jalur rel.
Baca juga: Tabrakan Kereta di India Tewaskan 288 Orang, Ini Daftar Kecelakaan KA Mematikan di Negara Anak Benua
"Ketika saya melangkah keluar dari kamar mandi, tiba-tiba kereta miring. Saya kehilangan keseimbangan. Semuanya kacau balau. Orang-orang mulai saling berjatuhan dan saya terkejut dan tidak mengerti apa yang terjadi. Pikiran saya berhenti," ujar Kaleda
Tak lama dari itu suara dentuman keras terdengar menggema saat kereta Howrah Superfast Express yang melaju dari Yeshwanthpur ke Howrah menabrak gerbong Coromandel Express .
“Semua hancur, tubuh tanpa anggota badan dan pertumpahan darah di rel," kata penumpang yang selamat, Anubha Das, seperti yang dikutip dari independent.co.
“Jeritan dan ratapan korban luka dan kerabat korban tewas sangat mengganggu. Itu mengerikan dan menyayat hati," tambah Das.
Hal senada juga dilontarkan oleh saksi yang selamat dari insiden tersebut, pria yang tidak diketahui namanya itu bercerita saat kecelakan terjadi ia tengah tertidur, namun tak berselang lama suara dentuman keras terdengar nyaring.
“Saya terbangun oleh suara kereta yang tergelincir. Tiba-tiba saya melihat 10-15 orang tewas. Saya berhasil keluar dari gerbong, dan kemudian saya melihat banyak tubuh terpotong-potong." kata seorang korban pria tak dikenal kepada berita NDTV.
Korban bisa bertambah
Belum diketahui secara pasti apa penyebab kecelakaan maut yang melibatkan tiga kereta api di India itu, namun pasca insiden berdarah itu terjadi segala upaya penyelamatan gencar dilakukan pemerintah India.
Termasuk mengirimkan 100 dokter tambahan serta 200 ambulan ke tempat kejadian di distrik Balasore Odisha.
Dalam cuplikan video yang disiarkan di televisi lokal India, terlihat para petugas penyelamat berusaha mencari korban yang terjebak di antara puing-puing kereta. Mereka memanjat atap kereta untuk memecahkan kaca pintu dan jendela
"Operasi penyelamatan sedang berlangsung di lokasi kecelakaan dan semua bantuan yang mungkin diberikan kepada mereka yang terkena dampak," tulis cuitan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Kendati begitu, tim penyelamat memperkirakan jumlah korban tewas akan terus bertambah, mengingat masih banyak korban yang terjebak di bawah gerbong yang terbalik.
"Kami tidak terlalu berharap dapat menyelamatkan siapa pun yang masih hidup," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Odisha, Sudhanshu Sarangi.
Pemerintah Umumkan Masa Berkabung
Lewat pengumuman resminya Ketua Menteri Odisha Naveen Patnaik menetapkan hari bergabung nasional pasca kecelakaan kereta api yang mengakibatkan lebih dari 280 orang meninggal dunia pada Jumat malam.
“Tidak ada perayaan yang diadakan pada tanggal 3 Juni di seluruh negara bagian. Masa berkabung satu hari," kata Naveen.