Pria berusia 52 tahun dan pria berusia 25 tahun itu kemudian meninggal.
Satu tentara lainnya menderita luka dan masih bisa diselamatkan.
Kepala GSDF Jepang Minta Maaf
Baca juga: Pembubaran Parlemen Jepang 16 Juni Sebelum Kaisar Naruhito ke Indonesia?
“Saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada rakyat Jepang atas keprihatinan besar yang ditimbulkan oleh semua orang ini,” kata Yasukazu Hamada, Kepala staf Pasukan Bela Diri Darat Jepang.
Sebelumnya pada Rabu (14/6/2023), Yasunori Morishita mengatakan, GSDF akan membentuk komite investigasi untuk menentukan penyebab dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
“Sebagai organisasi yang menggunakan senjata, kejadian seperti ini seharusnya tidak pernah terjadi,” kata Morishita.
“Menanggapi insiden ini, kami segera menangguhkan semua latihan tembak (langsung) di seluruh negeri,” lanjutnya.
Dia menambahkan, GSDF telah menginstruksikan pasukan untuk memastikan manajemen keselamatan mereka dan personel akan diberikan pelatihan komprehensif.
Seorang penduduk setempat mengatakan kepada penyiar Jepang NHK, dia melihat beberapa kendaraan darurat bergegas ke daerah itu sekitar pukul 09.30 waktu setempat.
Namun, ia tidak mendengar apa-apa sebelumnya.
"Beberapa tentara terlihat saling berpelukan dan menangis di luar lokasi setelah penembakan," kata seorang penduduk kepada media setempat, dikutip dari BBC Internasional.
Latihan tembak-menembak dan eksplosif ditangguhkan di seluruh negeri setelah serangan, kata kepala Pasukan Bela Diri Jepang.
Pada Rabu (14/6/2023), gambar-gambar di media Jepang menunjukkan polisi dan kendaraan darurat memblokir jalan di sekitar fasilitas pelatihan di kota Gifu.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Matsuno Hirokazu mengatakan, dia mengetahui penembakan dan insiden itu masih dalam penyelidikan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)