TRIBUNNEWS.COM - Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar telah memulihkan hubungan diplomatik setelah terputus selama enam tahun, lapor Al Jazeera.
Kedua negara mengeluarkan pernyataan pada Senin (19/6/2023) mengatakan kedutaan Qatar di Abu Dhabi dan konsulat Qatar di Dubai serta kedutaan Emirat di Doha telah kembali beroperasi.
Menteri Luar Negeri kedua negara berbicara melalui telepon untuk memberi selamat satu sama lain atas pembukaan kembali misi diplomatik, pengumuman Qatar menerangkan.
"Uni Emirat Arab dan Negara Qatar mengumumkan pemulihan perwakilan diplomatik antara kedua negara," kata sebuah pernyataan di kantor berita resmi UEA WAM.
UEA bergabung dengan Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir dalam memberlakukan boikot dan blokade Qatar pada 2017 atas apa yang mereka sebut dukungan Doha untuk kelompok "teroris" dan menjadi terlalu dekat dengan Iran.
Qatar dengan keras membantah semua tuduhan itu.
Baca juga: Kapan Arab Saudi, UEA, Mesir, India, Bangladesh, dan Iran Rayakan Idul Fitri 2023? Ini Penjelasannya
Doha melewati krisis diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya berkat kekayaan gasnya dan hubungan dekat dengan Turki dan Iran.
Boikot tersebut secara resmi dicabut pada Januari 2021. Akhir tahun lalu, Qatar menyambut para pemimpin tamu dari Arab Saudi, Mesir, dan UEA saat menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA.
Amerika Serikat (AS) menyambut baik dimulainya kembali perwakilan diplomatik Qatar dan Uni Emirat Arab dan pembukaan kembali kedutaan.
Departemen Luar Negeri AS menyebutnya sebagai "langkah penting" dalam mempromosikan stabilitas regional.
Meredakan persaingan Teluk
Turki, yang mendukung Qatar selama krisis, sejak itu telah memperbaiki hubungan dengan negara-negara Teluk saingannya, termasuk UEA dan Arab Saudi.
Pembukaan kembali misi diplomatik terjadi pada saat persaingan Teluk mereda setelah Arab Saudi dan Iran mengumumkan pada bulan Maret akhir dari pemutusan hubungan selama tujuh tahun.
Baca juga: Presiden UEA Tunjuk Putra Sulungnya Sebagai Putra Mahkota
Putaran rekonsiliasi telah menyusul, termasuk Qatar dan Bahrain melanjutkan hubungan pada bulan April.
Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan mengunjungi Iran pada Sabtu (17/6/2023), bertemu dengan Presiden Ebrahim Raisi dalam langkah besar lainnya dalam pemulihan hubungan mereka. Iran membuka kembali kedutaannya di Riyadh bulan ini.
Detente antara Riyadh dan Teheran tampak penting karena mereka telah lama bersaing untuk mendapatkan pengaruh di seluruh wilayah, mendukung pihak yang berseberangan dalam konflik, termasuk Yaman.
Bulan lalu, Liga Arab mengembalikan Suriah setelah 12 tahun.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)