News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anak-anak TK di Taiwan Diduga Diberi Obat Penenang agar Patuh, Orang Tua Gelar Aksi Protes

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis di Taiwan memprotes transparansi pemerintah atas kasus dugaan murid TK diberi obat-obatan. Anak-anak TK di Taiwan diduga diberi obat penenang agar lebih menurut. Orang tua gelar aksi protes.

TRIBUNNEWS.COM - Puluhan orang tua di Taiwan melakukan aksi protes buntut laporan yang menyebut guru sekolah taman kanak-kanak (TK) memberikan obat penenang kepada para murid.

Dilaporkan Independent, pihak berwenang setempat kini telah meluncurkan penyelidikan.

Guru TK di Taipei diduga memberi siswa sirup obat batuk yang mengandung fenobarbital dan benzodiazepin.

Pada hari Minggu (18/6/2023), lebih dari 1.000 orang tua mengadakan protes di Civic Plaza, depan Balai Kota New Taipei.

Mereka menuntut adanya transparansi penyelidikan.

Orang tua yang melakukan demonstrasi mengatakan, mereka menginginkan hukuman lebih keras bagi pelaku kekerasan anak serta mekanisme perlindungan yang lebih komprehensif di prasekolah.

Baca juga: Anak-anak TK di Taiwan dicekoki obat batuk sirop berbahaya, picu kerisauan orang tua

Laporan mengatakan, polisi belum memastikan mengapa anak-anak diduga diberi obat penenang dan sirup yang sering membuat kecanduan.

Sekolah taman kanak-kanak yang menjadi pusat kontroversi, yang berafiliasi dengan Kid Castle Educational Institute, diminta oleh pihak berwenang untuk tutup sementara.

Kepala sekolah dan lima guru sempat ditangkap dan diinterogasi oleh polisi, tetapi mereka dibebaskan dengan jaminan, menurut laporan.

Para direktur institut tersebut, didenda $4.872.

Kasus ini pertama kali terungkap pada bulan April dan Mei, ketika beberapa orang tua curiga guru memberikan obat-obatan kepada anak-anak mereka.

Sejak itu, para orang tua membawa anak-anak mereka ke rumah sakit untuk diperiksa.

Laporan mengatakan, puluhan siswa dinyatakan positif menggunakan obat-obatan tersebut.

Pejabat setempat belum menyebut jumlah pasti kasusnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini