Beberapa laporan mengatakan, delapan siswa diduga diberi obat-obatan, sementara laporan lain mengatakan ada 20 siswa yang menjadi korban.
Surat kabar lokal Taipei Times melaporkan, bahwa guru TK di distrik Banciao New Taipei City diduga memberi anak-anak fenobarbital untuk membuat mereka lebih tenang dan menurut.
Baca juga: Ketahui Bahaya dan Efek Samping Benzodiazepin, Psikotropika yang Dikonsumsi Manajer BCL
Rumah Sakit Umum Taipei pekan lalu menambahkan pemeriksaan fenobarbital dan benzodiazepin dalam pemeriksaan standar untuk anak-anak prasekolah.
Pemerintah dituduh menunda penyelidikan atas masalah tersebut, yang telah memakan waktu lebih dari tiga minggu setelah pertama kali menerima laporan tentang anak-anak yang dicekoki obat-obatan.
Direktur Jenderal Asosiasi Hak Anak Taiwan, Wang Wei-chun, mengorganisir unjuk rasa dengan tagline “Jangan membius dan menyakiti anak-anak kami” selama akhir pekan.
Claire Wang, seorang politikus lokal dari New Power Party, menuntut pemerintah kota mengadakan tes narkoba di kampus dan mengadakan konsultasi dengan orang tua.
Sebagai informasi, obat yang mengandung fenobarbital digunakan untuk mengontrol kejang.
Fenobarbital digunakan untuk meredakan kecemasan dan bekerja dengan memperlambat aktivitas di otak.
Menurut Pusat Pemantauan Obat dan Kecanduan Obat Eropa, benzodiazepin banyak digunakan dalam pengobatan untuk mengobati kecemasan dan insomnia.
Obat itu berfungsi sebagai depresan sistem saraf pusat.
Dalam kasus terpisah pada hari Senin, empat dokter di Taiwan didenda karena meresepkan obat barbiturat secara tidak tepat untuk mengobati penyakit seperti flu biasa, termasuk pada bayi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)