Presiden Komunitas Puisi Esai ASEAN ini juga mengajak semua pihak di Sabah memberikan perhatian dan bantuan kepada penyelenggaraan Festival Puisi Esai Antarbangsa di tahun-tahun mendatang.
“Insya Allah selagi masih bisa berusaha, ada tenaga dan kesehatan, kami akan terus melaksanakan program ini untuk anak-anak kita,” kata Datuk Jasni.
Festival Puisi Esai Antarabangsa ke-2 yang digelar di Kota Kinabalu, Sabah, ini diselenggarakan secara unik.
Hari pertama digelar di sebuah sekolah setingkat SMA yang dihadiri oleh hampir semua siswa dan guru bersama para penyair, tokoh sastra, serta pengamat dari Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam, dan Thailand.
Baca juga: Denny JA: Penyair Sebagai Pemimpin Spiritual Sebuah Bangsa
Pada malam hari, panitia juga menggelar acara pembacaan puisi esai di tengah pasar, dataran terbuka Kota Kinabalu dan berhasil menarik perhatian warga sekitarnya.
Sementara, acara utama berupa kolokium tentang puisi esai digelar sehari penuh di Hotel Platinum, Putatan, Sabah.
Acara utama itu dilakukan dengan menggelar 25 kertas kerja dan pemaparan oleh tokoh, sastrawan, penyair, dan pengamat, termasuk dari Indonesia, yaitu Imam Qolyubi, Yundini, Fatin Hamama R, Syam, Agus R Sarjono, Jamal D Rachman, Nia Samsihono, Fanny J Poyk, dan Jonminofri Nazir.